Selamat datang di sebuahramasebuahcerita.blogspot.com

Sebuah Rama Sebuah Cerita

Buku Autobiografi milik Ramadhan Setia Nugraha yang dibuat pada saat semester 1 jurusan Jurnalistik UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Profil Dosen UIN SGD Bandung - Drs. Dadan Suherdiana, M.Ag.

Seorang dosen ilmu komunikasi yang saat ini menjadi ketua jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Stand Up Comedy dan Komunikasi

Stand Up Comedy merupakan bentuk dari seni komedi atau melawak yang disampaikan secara monolog kepada penonton

Jurnalisme Online, Imbas Teknologi Modern

Jurnalisme online merupakan kegiatan mencari, mengumpulkan, mengolah, dan menyebarluaskan berita/informasi kepada masyarakat umum melalui media massa online

Perkembangan Teknologi dan Komunikasi

Pembuatan portal khusus dalam blog ini diajukan untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Perkembangan Teknologi dan Komunikasi

Selasa, 25 Desember 2012

Reputasi MU manipulatif Konspirasi FA

2 kartu merah untuk pemain Chelsea


Reputasi Manchester United di pentas Liga Inggris memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Ya, tim pemilik gelar BPL terbanyak ini bisa dikatakan menjadi salah satu tim tersukses di daratan Britania Raya. Namun tahukah anda banyak kejanggalan yang terjadi pada setiap laga yang dilakoni setan merah. Faktanya yaitu petinggi FA adalah Pemilik salah satu saham MU. Maka sudah tidak perlu dipertanyakan lagi jika mengapa FA berhubungan sangat baik dengan MU. Indikasi adanya konspirasi antara FA dan MU disinyalir karena FA selalu menguntungkan bahkan cenderung ‘menganakemaskan’ MU. Berikut ini saya mengutip beberapa kejadian didalam beberapa pertandingan yang dilakoni Manchester United:    

  1. Ingatkah dengan kasus saat pelatih Tottenham, Martin Jol menemukan Fergie berada di ruang wasit saat pertandingan? Imbasnya justru Jol dipecat dari Spurs tetapi media tidak membantu hal ini. Mereka membiarkan semua ini terjadi, dan berita ini akhirnya hilang.
  2. Ketika Rafa membuat pernyataan yang mengejutkan, dia menyatakan ada manipulasi wasit di Liga Inggris,itu adalah awal dan akhir baginya, dia tersudut dan akhirnya pergi. Mungkin Rafa tahu banyak, hanya saja dia tak punya waktu mengatakannya.
  3. Saat miliarder asal Rusia membeli Chelsea dan berbelanja besar-besaran,lalu FA mengecam. Begitu juga ketika "Orang Kaya" timur tengah membeli Manc.City,dan membeli pemain2 handal FA juga mengecam tindakan City. Tapi ketika fergie menghabiskan dana besar (yang telah ia lakukan hampir setiap tahun sejak dia bergabung dengan MU), FA memuji cara MU dalam hal transfer, tapi tentu saja, seperti BBC katakan pada saat itu, Old Trafford adalah rumah dari gelar liga. Ingat ketika BBC memiliki sebagian besar saham MU, Sky juga memilikinya, dan ITV memiliki hak eksklusif untuk pertandingan Eropa MU? Mereka memiliki seluruh banyak cara untuk mempromosikan MU ke dunia Internasional.
  4. Ketika jap Stam meninggalkan MU ia berkata dalam bukunya tentang bagaimana fergie mendorong pemainnya untuk memanipulasi wasit. Dalam ceritanya Stam juga dimaafkan saat terbukti memakai doping nandrolone. Mengapa rio f tidak lulus tes narkoba? Dan kemudian mereka melepaskan begitu saja.
  5. Coba anda perhatikan Jadwal MU beberapa tahun ini, mereka lebih di untungkan dari Club2 besar lainnya seperti Arsenal, Chelsea, Liverpool, City Dan Tottenham. Jadwal MU saat memasuki pertandingan Liga Champion, MU selalu mendapat lawan yang lebih enteng di Liga. Coba perhatikan jadwal di Piala Liga atau FA Cup, Liverpool, Arsenal, Chelsea, City dan tottenham akan lebih dulu saling adu, sedangkan MU hanya dapat kebagian Club Low Division.

Berikut ini adalah Beberapa keputusan Kontroversial wasit dalam upaya menguntungkan MU :
  1. Ingatkah saat melawan QPR beberapa tahun lalu, ketika MU membutuhkan kemenangan untuk tetap di atas? Tak ada peluit penghentian pertandingan hingga pemain MU cetak gol di menit "KEENAM" tambahan waktu.
  2. Derby Manchester 2009 di Old Trafford. Saat babak perpanjangan hanya memberikan waktu 4 menit, wasit Martin Atkinson memberikan tambahan waktu lebih dari enam menit yang akhirnya membuat Michael Owen sukses membuat MU unggul 4-3 di menit 97.
  3. September 2010, Atkinson kembali menguntungkan MU saat bersua Everton. The Toffees yang saat itu berhasil mencetak dua gol di injury time sekaligus mengubah kedudukan menjadi 3-3. berpeluang balik unggul di detik-detik akhir ketika pemain belakang MU meninggalkan pos mereka sedangkan 3 sampai 4 pemain Everton siap melakukan serangan balik. Namun, Atkinson akhirnya meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan.
  4. Januari 2011 saat memimpin laga Manchester United kontra Liverpool, Webb memberikan penalti yang tidak seharusnya kepada MU dan sukses membuat kubu Liverpool bak kebakaran jenggot. Pada laga itu, Webb juga memberikan kartu merah pada Steven Gerrard.
  5. Februari 2012, giliran Chelsea merasa dirugikan Webb saat The Blues juga bersua MU. Kubu Chelsea tersulut amarahnya ketika "dipaksa" bermain imbang melawan Setan Merah. Adalah 2 tendangan penalti yang diberikan Webb yang dinilai tidak masuk di akal sehat. Padahal, saat itu Chelsea tengah unggul 3-1. Pertandingan akhirnya berakhir imbang 3-3.
  6. Ketika MU unggul 2-0, Newcastle mulai menyerang, Papiss Cisse kemudian menyundul bola ke tepat ke arah gawang MU. Dari rekaman ulang, bola sudah masuk dan melewati garis sebelum dibuang kiper David De Gea. Namun, Webb tetap bergeming dan tidak mengesahkan gol tersebut. Newcastle juga tidak mendapatkan penalti ketika Cisse ditekel dari belakang di kotak penalti. Robin Van Persie lolos dari hukuman meski terlihat menyikut kepala gelandang The Magpies, Yohan Cabaye.
  7. Anda tahu wasit yang memimpin laga MU vs City, ketika City menghajar MU 1-6, ia adalah Mark Clattenburg. setelah kejadian itu ia hanya memimpin pertandingan di Divisi 2 Liga Inggris. Setelah kembali memimpin laga Di premier League seperti minggu kemaren memimpin laga Chelsea vs MU. dan anda tahu hasilnya? ya  ia memenangkan MU
  8. Anda tahu Mike Dean? Wasit yang memimpin laga terakhir City vs QPR, dimana Dean memberi waktu 5 menit tambahan waktu yang seharusnya. karena banyak terjadi pelanggaran di waktu normal. yang berakibat City memenangkan laga di masa Injury Time yang sekaligus merebut gelar dari MU yang akan siap berpesta. dengan kejadian itu dean akhirnya hanya memimpin laga di Lower Division.
  9. Dan yang masih hangat-hangatnya laga Chelsea vs MU. Anda pasti sudah tahu kejadiannya. kartu merah yang tidak seharusnya buat Torres dan Gol kontroversi Cicarito untuk kemenangan MU.

Beberapa kejadian diatas merupakan hal yang tidak wajar, namun mereka memanipulasinya sedemikian rupa sehingga anda sebagai penonton merasa semuanya baik-baik saja. Anda sebagai pembaca dapat menilai sendiri bagai mana kebusukan MU yang telah terbukti melakukan konspirasi dengan FA. Beberapa waktu yang lalu FIFA sudah memberikan pernyataan jika terbukti adanya konspirasi dan pengaturan skor antara MU dengan FA, FIFA tidak akan segan-segan memberikan sanksi tegas kepada MU dengan menurunkan MU ke divisi-2 dan mencabut 2 gelar Liga. Semua itu hanya akan terjawab oleh waktu, kita akan melihatnya, karena kebenaran akan selalu terungkap.  

Senin, 24 Desember 2012

Curug Cinulang, Objek wisata yang Terlupakan


        Oleh: Ramadhan Setia Nugraha

Tempat Wisata Curug Cinulang
         Curug Cinulang adalah salah satu  objek wisata yang menyuguhkan panorama air terjun yang berada di daerah Jawa Barat. Terletak di perbatasan kabupaten Bandung dan kabupaten Garut, Jawa Barat. Meskipun demikian, namun secara administratif curug cinulang terletak di Desa Sindulang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Bandung.
            Objek wisata ini cukup mudah untuk dikunjungi, terletak sekitar 38 kilometer dari kota Bandung. Dari tol purbaleunyi kita tinggal berkendara ke arah Garut, tepatnya sebelum kita memasuki kawasan Nagrek, ada papan petunjuk tentang lokasi wisata Curug Cinulang. Cukup menempuh jarak sekitar 2,5 kilometer saja dari papan petunjuk tersebut. Namun untuk bisa sampai ke tempat tujuan wisata akses yang digunakan terbilang minim, tidak ada angkutan kota namun jangan khawatir kita bisa menggunakan ojeg meskipun masih terbilang jarang, maka dari itu dianjurkan sebaiknya menggunakan kendaraan pribadi supaya bisa sampai ke tempat tujuan dengan mudah.
            Angin sepoi-sepoi akan segera menyergap tubuh anda ketika berjalan menuju tempat wisata Curug Cinulang. Ya, kita akan disuguhi panorama alam pegunungan yang indah dan udara yang sangat sejuk, karena daerah menuju Curug Cinulang merupakan daerah pegunungan.
            Harga tiket masuk terbilang sangat murah, cukup dengan  membayar Rp.2000 kita sudah bisa masuk dan menikmati objek wisata Curug Cinulang, setara dengan harga parkir kendaraan bukan? Kurang lebih sekitar 100 meter dari loket, kita bisa melihat air terjun yang terdiri dari dua aliran, besar dan kecil. Aliran kecil merupakan pecahan dari air terjun utamanya. Air terjun yang berasal dari sungai citarik ini terkenal dengan aliran air yang sangat deras karena memiliki ketinggian sekitar 50 meter, sehingga pengunjung tidak akan berani berdiri tepat dibawah air terjun tersebut. Biasanya para pengunjung hanya berenang disungai atau sekedar berfoto-foto sambil menikmati sensasi cipratan air yang di timbulkan air terjun itu. Selain objek wisata air terjun, anak-anak juga bisa bermain di arena taman bermain yang letaknya berada diatas bukit seberang sungai citarik. Saking indahnya, objek wisata Curug Cinulang, musisi sunda Yayan Djatnika menciptakan lagu yang berjudul "Curug Cinulang".
            Namun masih ada beberapa hal yang sangat memprihatinkan terkait objek wisata Curug Cinulang, yakni air yang keruh dan sampah yang menumpuk disekitar air terjun. Hal ini terjadi karena air sudah terkontaminasi oleh pedesaan yang terdapat diatas aliran sungai citarik tersebut, selain itu mushala yang terdapat di lokasi objek wisata terlihat kurang terurus. Dalam hal ini perlu adanya perhatian pemerintahan setempat terkait pemeliharaan, dan peninjauan kembali supaya gairah sektor pariwisata kota Bandung kembali meningkat. Setidaknya masyarakat tidak akan melupakan objek wisata Curug Cinulang, kalau bukan kita yang peduli, siapa lagi? (Rama)               






























Stand Up Comedy dan Komunikasi


Oleh: Ramadhan Setia Nugraha
Comic in action


        Akhir- akhir ini banyak bermunculan tayangan Stand Up Comedy di televisi Indonesia, seni lawakan yang pertama kali muncul di Amerika ini sedang digandrungi para pecinta komedi di Indonesia. Namun, sebelum lebih jauh membahas tentang komedi cerdas ala stand up comedy, saya akan menjelaskan terlebih dahulu tentang apa itu stand up comedy. Stand Up Comedy merupakan bentuk dari seni komedi atau melawak yang disampaikan secara monolog kepada penonton. Biasanya komedi ini dilakukan secara live dan komedian akan melakukan one man show. Meskipun di sebut dengan stand up comedy, komedian tidaklah selalu berdiri dalam menyampaikan komedinya. Ada beberapa komedian yang melakukannya dengan duduk di kursi persisi seperti orang yang sedang bercerita. Dalam masalah penampilan, pertunjukkan ini bisa dikatakan tidaklah terlalu ribet mengaturnya. Begitu sederhananya bentuk pertunjukkan ini, seorang comedian bisa tampil meski dengan hanya memakai t-shirt dan celana pendek. Meski demikian tetaplah tidak mudah untuk menjadi pelaku Stand Up Comedy. Selain faktor “harus bisa melucu”, tekanan mental juga pasti akan hadir selama penampilan. Jika lelucon yang diberikan tidak dimengerti atau bahkan tidak dianggap lucu, para audiens tentu tidak akan tertawa dan yang lebih parah mereka akan mencibir comedian yang tampil. 
        Stand up comedy itu adalah komedinya orang cerdas. Kenapa cerdas? Karena tidak semua orang bisa mengerti dimana letak kelucuan dari stand up comedy tersebut. Para komik (sebutan untuk orang yang melakukan stand up comedy) yang professional pasti pintar dalam merangkai kata. Kesalahan pengucapan kata atau sering dinamakan "keseleo lidat" atau salah ucap bisa menjadi bahan humor, hal ini merupakan kepintaran dari para komiknya masing-masing. dari hal yang kecil dan bisa menimbulkan kelucuan yang menunjukkan bahwa lawakan stand up comedy merupakan lawakan yang cerdas, dan tidak semua orang bisa melakukannya. “Ide” hal ini lah yang menurut saya sangat sukar dicari terkadang para pelawak di Indonesia seringkali melakukan pelagiat terhadap kelucuan yang sudah muncul sebelumnya.
Sebagai mahasiswa yang sedang menuntut ilmu dibidang komunikasi, saya rasa stand up comedy dapat dijadikan alternatif untuk mengasah kemampuan kita di bidang komunikasi, Mengapa demikian? Bisa dikatakan bahwa stand up comedy adalah sebuah permainan linguistik dalam berbicara di tempat yang tidak semestinya atau tidak lazim seperti pembahasan sebeumnya yang jusru dapat membuat kita tertawa. 
Cabang ilmu linguistik pun tidak terfokus dalam kebahasaan saja, tapi ada yang dinamakan paralinguistik atau intonasi. Terkadang meskipun bahasa atau verbal yang para komik ucapkan itu tidak lucu namun dibawakan dengan permainan paralinguistik yang apik, pasti audiens akan tertawa. Untuk itu komunikasi bukanlah verbal semata namun komunikasi adalah cara mengemas verbal tersebut supaya pesan dari komunikator ke komunikan tersampaikan. Nah kata “mengemas” disini merupakan penjelasan dari cara kita menyampaikan suatu pesan yang harus dibumbui dengan intonasi yang baik dan benar supaya pesan dapat dimengerti oleh komunikan(orang yang menerima pesan).
Stand Up Comedy pun tidak hanya dilakukan melalui linguistik saja tetapi juga bisa dibantu dengan body language atau bahasa tubuh, selain bahasa tubuh ekspresi dan mimik muka pun bisa menjadi pilihan ketika linguistik kita tidak dapat membuat kelucuan. Sesaat punchline(momentum tertawa) tidak begitu berhasil melalui kata-kata namun ditunjang dengan bahsa tubuh yang maksimal dipastikan penonton akan tertawa. Hal ini yang di maksud body language juga ikut berperan, sama halnya ketika kita berkomunikasi. jika kata, intonasi dan bahasa tubuh digabungkan maka pesan akan tersampaikan dengan sempurna dan cepat dimengerti.    
        Sebagai penonton saya memilih stand up comedy karena kita bisa membuat pikiran kita terbuka, selain itu keoriginalitasan ide pun bisa dikatakan bahwa para komik merupakan orang-orang yang cerdas yang nantinya akan membuat kita membuka pikiran kita juga. Terkadang hal-hal kecil bisa menjadikan kelucuan di stand up comedy dan membuat kita sebagai penonton terhibur dan setidaknya mengobati psikis kita dalam masalah yang sering kali dihadapi pada kehidupan sehari-hari. Berbeda dengan bangsa kita yang membuat hal-hal kecil dibuat besar dan dipermasalahkan sehingga menjadi hal yang begitu sulit untuk diselesaikan. Untuk itu sebaiknya jangan terlalu serius dalam menghadapi setiap permasalahan hidup yang sedianya hanya akan membuat diri kita menjadi figur yang jarang tertawa, sulit bergaul, gampang tersinggung, dan yang paling parah akan dijauhi oleh teman-teman kita.
        Semua jenis humor yang sering dilontarkan para komedian, comic, pembaca berita atau bahkan sahabat anda ketika berhasil membuat tertawa para pendengarnya diakibatkan oleh humor yang terbentuk sebagai akibat pelesetan fungsi bahasa. Permainan kata dan bahasa yang tidak lazim mampu menciptakan situasi yang mengundang gelak tawa karena ketidaksesuaian konten yang dibicarakan terhadap apa yang biasanya terjadi dalam fenomena kehidupan sehari-hari. Semakin jelaslah kiranya besarnya fungsi bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Bisa dibayangkan bagaimana seandainya bahasa tidak pernah ada, apakah kita masih  mengenal tertawa? masih adakah esensi hidup jika bahasa tak pernah ada?(rama).












Drs. Dadan Suherdiana, M.Ag.


Drs. Dadan Suherdiana, M.Ag.
Profil Dosen UIN SGD Bandung


Drs. Dadan Suherdiana, M.Ag. Pria ini lahir pada tanggal 2 Februari 44 tahun silam di Tasikmalaya. Saat ini ia tinggal bersama sang istri yang telah dinikahinya sejak tanggal 18 Juli 1993 bernama Rina Herlina, dan 3 orang anak bernama Adira Dzulhijjiana Putri, Muhammad Adli Salsabila dan Arsyi Rizkia Nurfadila di Jl. Ahmad Yani Babakan Tangsi No.47 Cicaheum, Bandung. Pria ini adalah anak ke-3 dari 8 bersaudara yang lahir dari pasangan Bapak H. Mansyur dan Ibu Hj. Hafsah.
Riwayat pendidikan pria yang memiliki hobi membaca ini pertama kali sekolah di SD Suka Senang 1 Singaparna, kemudian dilanjutkan ke SMP Negeri 1 Cipasung Singaparna, lalu SMA dilanjutkan ke Madrasah Aliyah Negeri Cipasung Tasikmalaya, dan Perguruan tinggi IAIN menjadi pilihannya pada waktu itu. Ia mengambil prodi jurusan Dakwah di fakultas Ushulludin. Prestasi ketika masa sekolahnya dulu cukup membanggakan diantaranya yaitu ketika SMP Ia sering mendapatkan rangking minimal 3 besar, selain itu ketika lulus di MAN Cipasung Ia menjadi siswa yang termasuk mendapatkan nila NEM tertinggi, dan yang lebih membanggakan lagi ketika di Perguruan tinggi Ia menjadi Wisudawan terbaik pada tahun 1992.
Karirnya di dunia dosen berawal dari keikutsertaannya dalam program pembibitan dosen yang dilakukannya setelah lulus menjadi sarjana IAIN pada tahun 1992. Pembibitan dosen itu dimulai selang satu bulan setelah Ia diwisuda pada bulan Maret. Bulan April masuk karantina  pembibitan calon dosen di Jakarta selama 9 bulan. Selama dikarantina Ia mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan B.Inggris di ITB (Institut Teknologi Bandung) dan mendapatkan sertifikat Basic English Language. Akhirnya Ia diangkat menjadi dosen seiring dengan keluarnya SK dosen pada tanggal 1 maret 1993 di Fakultas Ushulludin, namun karena pada saat itu ada perubahan dari jurusan dakwah menjadi Fakultas Dakwah, jadi Ia dipindah untuk menjadi dosen di Fakultas Dakwah.
Sebenarnya Ia memiliki cita-cita menjadi seorang dokter, tidak ada keinginan sedikitpun menjadi seorang dosen kala itu. Ketika sekolah menengah atas dulu Ia menyukai pelajaran Biologi, sehingga keinginannya menjadi dokter semakin menggebu-gebu. Selain menjadi dokter Ia memiliki keinginan untuk menjadi seorang mubaligh atau kiyai sambil berwirausaha, karena saudara-saudaranya kebanyakan berprofesi sebagai Pedagang. Namun, karena pada tahun 1992 ada program pembibitan menjadi seorang dosen, maka Ia ‘banting stir’ untuk megikutinya dan pada akhirnya hal itulah yang membwanya kini  berhasil menjadi dosen UIN SGD BDG.
Mata kuliah yang Ia pegang memang cukup banyak, dari awal karirnya menjadi seorang dosen terhitung sudah sekitar 10 lebih mata kuliah yang Ia pegang. Ketika pertama kali Ia diangkat menjadi seorang dosen Ia mengajar mata kuliah Metodologi Dakwah dan Filsafat Dakwah, kemudian Ilmu Alamiah Dasar. Kemudian pada tahun 1994 Ia ditunjuk menjadi dosen Ilmu Jurnalistik yang pada akhirnya mata kuliah ‘ampuh’ ini menjadi mata kuliah yang paling sering Ia pegang. Selain itu Ia juga menjadi salah satu dosen Mata Kuliah B. Inggris karena Ia pernah mendapatkan sertifikat pelatihan bahasa Inggris di ITB dan Masih banyak lagi mata kuliah yang pernah ia ajarkan. Prestasinya menjadi dosen pun sangat membanggakan terbukti dengan prestasinya sebagai pegawai Bintang Satya Lencana 10 tahun dari Presiden. Selain itu, pada tahun 1998 Ia pernah diangkat menjadi sekertais jurusan ilmu jurnalistik sampai pada akhirnya mengantarkan Ia menjadi Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi dan sekarang Ia menjabat sebagai Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Kegiatan sehari-hari bapak 3 orang anak ini selain menjadi seorang dosen yaitu menjadi seorang Mubaligh di lingkungan rumahnya. Meskipun belum sepenuhnya menjadi seorang mubaligh Ia sudah menginfakkan waktunya dari Ashar sampai malam hari untuk kegiatan sosial keagamaan di masyarakat. Pengabdiannya kepada masyarakat itu dilakukan semata-mata untuk kesejahteraan masyarakat lingkungannya. Ia memiliki masjid dan kebetulan punya Majelis Ta’lim yang Ia kelola. Banyak kegiatan keagamaan yang sering dilakukan termasuk kegiatan Insidental sperti pengurusan jenazah, bayi yang baru dilahirkan dan sebagainya. Jadi jika dilihat dari kegiatan sehari-harinya Pria yang memiliki kumis tebal ini memang secara tidak langsung yang memiliki cita-cita menjadi seorang Mubaligh itu sedikitnya sudah tercapai.
Cerita yang paling berkesan selama menjadi dosen adalah ketika Ia bertemu dengan  alumni yang sudah berhasil dengan profesinya sesuai dengan bidang kajiannya. Menurutnya kesan itu sangat membanggakan, mungkin bagi orang lain tidak tapi baginya hal itu adalah sesuatu yang sangat berkesan sebagai seorang dosen. Maka dari itu setiap ada reuni para Alumni Ia selalu menyempatka waktu untuk datang dan bersilaturahmi.
            Ketika disinggung mengenai kiprah UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Ia menilai perjalanan UIN Bandung sudah lebih maju dan berkembang ketimbang pertama kali Ia datang ke UIN  yang memang sudah sangat tertinggal dibandingkan dengan yang sekarang.
            Ia berpesan kepada seluruh pembaca bahwa, kita kadang-kadang melihat orang lain tanpa melihat diri kita. Artinya kita harus menjadi diri kita sendiri atau ungkapan dalam bahasa inggrisnya “Be Your Self”. Kita jangan hanya melihat ke atas saja tanpa melihat ke bawah, seharusnya kemampuan kitalah yang dijadikan motivasi untuk berkreatifitas.
            Pria ini memiliki motto hidup Kejujuran adalah Kebijaksanaan yang terbaik, karena amanat yang paling Ia ingat dari orang tuanya yaitu tentang kejujuran. Maka dari itu Ia sangat menjunjung tinggi tentang arti sebuah nilai kejujuran. Ia memiliki harapan kedepan dengan kehidupan yang lebih bahagia dan meninggal dalam keadaan Khusnul Khatimah. Jalannya dengan cara menjadi orang baik dari awal sampai akhir, bukan hanya di akhir saja.    

Sebuah Rama Sebuah Cerita

Cover Buku Sebuah Rama Sebuah Cerita


Pendahuluan
Suatu hari aku di tugaskan oleh dosen mata kuliah Bahasa Indonesia, yaitu Bapak Agus Ahmad Safe’i. beliau menugaskan kami membuat sebuah buku berbentuk autobiografi. Kami sempat mengeluh karena merasa tidak yakin akan hal itu, kami harus membuat buku minimal 125 halaman. Jelas kami protes pada waktu itu mungkin karena kami belum mencobanya. Tapi seketika itu beliau tidak hanya menugaskan saja, tapi juga memberikan banyak motivasi bagiku.
Secara tidak langsung dalam sebuah petikan-petikan kisah aku dapat menyimpulkan bahwa beliau sedang memberikan kami motivasi dan inspirasi.
Sebelumnya aku memang kurang terbiasa menulis maka dari itu aku keberatan atas tugas yang beliau berikan. Tapi dengan keyakinan dan rasa optimis yang tinggi akhirnya Alhamdulillah tugas pembuatan autobiografi ini telah selesai di kerjakan.
Tugas ini merupakan karya pertamaku dalam sejarah hidupku yang panjang. Aku bersyukur bisa menyelesaikan tepat pada waktunya. Perlu di garis bawahi bahwa semua cerita dalam buku ini merupakan kisah nyata dan bukan fiktif belaka.
Aku hanya ingin menceritakan kisahku yang lumayan banyak mengalami pahit dan manisnya kehidupan. Hingga akhirnya aku mendapatkan solusi dari semua permasalahan hidupku. Dan Inilah kisahku.



14 Ramadhan
           

Pagi itu cuaca sangat cerah dan udara sangat sejuk. Matahari masih malu-malu menampakkan seluruh wajahnya. Kicauan burung-burung menambah indah suasana pada pagi itu. Hari itu tepat hari sabtu tanggal 30 Maret 1991, kebetulan ketika itu sedang dalam suasana bulan Ramadhan tepatnya tanggal 14 Ramadhan 1411 H.
            Seperti biasanya suasana pagi pada saat itu banyak aktifitas yang dilakukan orang-orang, seperti: ibu-ibu yang pergi ke warung, canda tawa anak-anak yang sedang bermain, bapak-bapak yang pergi bekerja dsb. Hal itu lah yang menghiasi setiap hari kehidupan pagi di desa sukapura yang terkenal dengan desa yang aman, tentram, dan damai.
            Desa ini terletak di kelurahan Sukapura kecamatan Kiaracondong Bandung. tak jauh dari pasar impres Kiaracondong dan stasiun kereta api Kiaracondong. Memang cukup strategis karena merupakan daerah kotamadya. Desa ini terdiri dari sekitar 10.000 rumah yang berdempetan satu sama lainnya, karena kawasan ini terkenal dengan kawasan padat penduduknya, terbukti dengan jalannya yang kecil atau biasa kita sebut dengan ‘gang’.
            Sebuah rumah sederhana bergaya klasik tempo dulu berdiri di sana berderet satu sama lainnya dengan rumah lainnya. Rumah ini di huni oleh sebuah keluarga besar dengan ayah yang bekerja sebagai pegawai negri di PT. Pindad yang pada saat itu masih berstatus milik pemerintah. Sedangkan sang ibu bekerja sebagai wirausahawan, dengan memiliki sebuah warung di rumah tersebut. Maklum karena gaji seorang pegawai negeri pada saat itu sangat kecil, oleh karena itu sang ibu ikut membantu suaminya untuk menafkahi 11 orang anaknya.
            Tampak seorang wanita bermur sekitar 25 tahun sedang menyapu halaman di depan rumah itu. Rahmah Nurhayani namanya, adalah anak ke-7 dari pasangan pemilik rumah itu. Wanita yang akrab di sapa Nur ini saat itu sedang dalam keadaan mengandung, yang memasuki usia kandungan 9 bulan lebih.
            Sedang asik-asiknya menyapu tiba-tiba nur merasakan sakit di perutnya, sepertinya nur akan segera melahirkan hal ini di tandai dengan pecahnya air ketuban. Saat itu di rumah hanya ada si ibu yaitu nengsih, karena ayah dan suaminya sedang bekerja sama halnya dengan saudara-saudaranya.
            Ibunya pun langsung berusaha menenangkan nur yang saat itu sedang panik dan kesakitan. Tidak tinggal diam sang ibu langsung mencari bantuan, tak lama kemudian seorang tukang becak pun datang. Mang ajis biasa tukang becak itu di panggil, dia adalah tukang becak langganan sang ibu yang setiap hari selalu mengantarkannya pergi ke pasar. kemudian nur di bantu  ibunya naik ke becak mang ajis untuk di bawa ke puskesmas.
Nur di bawa ke sebuah puskesmas kecil bernama babakan Surabaya yang letaknya lumayan dekat dengan desa tersebut. Meskipun puskesmas itu kecil namun peralatan dan obat-obatan cukup memadai. Sesampainya disana nur langsung di tangani oleh dokter dan di bawa ke sebuah ruangan bersalin. Ketika itu waktu menunjukkan pukul 10.00 WIB.
            Sang ibu tetap setia di samping nur karena ini merupakan kelahiran anak pertamanya. Diliputi perasaan waswas (sedih, takut, tapi juga berharap kebahagiaan) saat menunggu nur melahirkan. Namun sang ibu tetap berdoa dan berusaha untuk selalu menenangkan nur.
            Waktu pun terus berlalu tak terasa adzan dzuhur segera tiba, jarum jam merapat pada angka 11.55 WIB. Bersamaan dengan adzan dzhur, maka lahirlah anak pertama dari pasangan Rahmah Nurhayani dan Samsuri. Laki-laki bisik seorang perawat kepada sang ibu yang kali ini menjadi seorang nenek meskipun ini merupakan cucu yang ke-12.
            Ya, bayi itu adalah aku. Aku dilahirkan tepat pada tanggal 14 Ramadhan. Berat ketika aku dilahirkan adalah sekitar 3200 gr dengan panjang 49 cm, dengan rambut hitam ikal dan kulit putih agak kemerahan khas seorang anak bayi yang baru dilahirkan.
            Setelah aku dilahirkan kemudian perawat membersihkan lalu menidurkanku di sebuah box bayi, setelah sebelumnya di perlihatkan terlebih dahulu pada nenek dan ibuku. Kemudian nenek menghampiri dan mendoakanku, karena pada saat itu ayahku masih bekerja dan belum mengetahui tentang kelahiranku.
            Ibuku sangat bahagia sekali karena aku dilahirkan secara normal, selain itu tanpa cacat atau kekurangan sesuatu apapun. Ini merupakan momen yang paling berkesan dalam hidupnya karena ini adalah proses kelahiran anak pertamanya yang mungkin takkan pernah terlupakan sepanjang hidupnya. Selama 9 bulan lebih berjuang hingga akhirnya membuahkan hasil yang takkan tergantikan dengan apapun. Sungguh perjuangan yang luar biasa.
            Ayahku berumur 25 tahun, memang umur ayah dan ibuku sama hanya berbeda bulan saja. Saat itu Ayahku bekerja di sebuah pabrik tekstil bernama Hakatex. Kebetulan ibuku juga bekerja di pabrik tekstil juga namun berbeda pabrik. Ibuku bekerja di pabrik yang bernama Dasatex, namun sedang cuti hamil mengingat umur kandungannya yang sudah tua.
            Waktu berjalan begitu cepat, sekitar pukul 16.00 WIB ayahku pulang dari pekerjaanya. Ayahku bekerja di bagian packing barang ekspor-impor, yang saat itu bekerja secara non-shift. Setibanya di rumah, Ayahku mendapatkan kabar bahwa istrinya melahirkan dari salah satu tetangga neneku, karena pada waktu itu Ayah dan Ibuku tinggal di rumah Kakek dan Neneku. Setelah mendapatkan kabar gembira itu Ayahku langsung bergegas menemui ibuku di puskesmas, tempat di mana aku di lahirkan.
            Perasaan waswas meliputi dirinya, karena Ayahku belum mengetahui kabar kelahiranku secara pasti. Ia hanya mendapat berita bahwa tadi pagi ibuku terlihat hendak melahirkan, dan di temani oleh neneku.
            Sesampainya di puskesmas Ayahku langsung bertemu dengan neneku. Perasaan bahagia lelaki yang akrab disapa Sam ini menyertainya ketika neneku bercerita panjang lebar mengenai proses kelahiran hingga akhirnya aku di lahirkan. Ayahku kemudian menghampiriku di ruang penyimpanan bayi, kemudian mendoakanku, agar kelak menjadi anak yang sholeh dan berbakti kepada orang tuanya. Ini merupakan pengalaman pertamnya menjadi seorang ayah.
            Setelah itu ayahku menghampiri Ibuku untuk melihat kondisinya. Sambil berkaca-kaca mereka berdua dalam suasana haru bercerita tentang aku, karena tepat pada hari itu mereka berdua menjadi seorang Ayah dan Ibu.
            Kondisi ibuku pun membaik karena tidak ada hal yang serius setelah proses kelahiranku, hanya butuh 2 hari tepatnya pada hari senin aku dan ibuku pulang ke rumah neneku. Pada saat itu Ibu dan Ayahku belum memiliki rumah sendiri jadi mereka masih tinggal di rumah neneku.
            Kedatangan aku sebagai penghuni baru rumah itu di sambut dengan suka cita. Banyak sanak saudara berdatangan untuk melihatku. Saat itu aku mendapatkan saudara baru, karena aku menjadi cucu ke-12 dari neneku.      



Anugrah Allah SWT
           

Pagi indah di awal April. Matahari belum terbit utuh. Hanya sapuan warna jingga di langit timur. Namun sepuluh hingga lima belas menit lagi semuanya akan berubah menjadi cerah. Burung-burung berkicauan. udara dingin pun menyapa pagi. Inilah pemandangan pagi khas kota bandung.
            Hari sabtu yang cerah. Tepat 7 hari setelah kelahiranku, diadakan akikah/syukuran di rumah neneku. Bukti syukur kepada Allah SWT atas kelahiranku yang telah memberikan karunia terindah bagi orang tuaku.
            Seluruh sanak saudara berkumpul di rumah neneku. Paman, bibi, serta sepupu datang dari berbagai kota. Diantaranya Garut, Tasik, dan sebagian wilayah kota Jawa Barat.
            Akikah untuk seorang anak laki-laki biasanya dengan mengkurbankan dua ekor kambing, namun karena pada saat itu keluargaku tidak memiliki uang yang cukup maka mereka hanya melakukan syukuran saja. Maklum pada waktu itu gaji seorang buruh pabrik sangat minim.
            Ketika syukuran rambutku dipotong hingga gundul. Sudah tradisi di tatar sunda, seorang bayi setelah 7 hari biasa rambutnya di potong dan di simpan.
            Pada hari itu juga aku di beri nama oleh kakeku. Kakeku bernama Adis Etjang adalah seorang laki-laki yang memiliki ilmu agama yang cukup baik, karena setiap minggunya ia selalu rutin mengikuti pengajian. Kakeku terlihat gagah di usianya yang menginjak kepala lima, hal ini dikarenakan ia sangat gemar berolah raga dan menerapkan pola hidup sehat.
            Dalam budaya sunda pemberian nama selalu di tandai dengan membuat bubur merah dan bubur putih. Dengan persiapan sebelumnya kakeku memberi nama Ramadhan Setia Nugraha. Tak ada nama lain untuk bahan perbandingan. Kakeku langsung memberiku nama itu, yang kemudian di setujui langsung oleh kedua orang tuaku.
            Ada arti dalam namaku. Aku di beri nama depan Ramadhan, karena aku dilahirkan ketika bulan Ramadhan tepat pada tanggal 14 Ramadhan. Menurut bahasa Arab Ramadhan itu artinya membakar. Jadi bulan ramadhan itu artinya bulan pembakaran dosa yang akhirnya menjadi nama depanku.
            Setia, adalah nama tengahku. Tidak ada arti khusus karena kata ini menjadi kata yang tidak asing di telinga kita. Menurut arti setia itu berarti patuh atau taat, tetap dan teguh hati dalam suatu komitmen baik itu pertemanan, persahabatan, perhambaan, perkawinan dsb.
            Nugraha menjadi nama terakhirku yang di ambil dari kata Anugerah. Aku merupakan titipan sekaligus anugerah dari Allah SWT. Menurut kamus besar bahasa Indonesia anugerah adalah pemberian dari pihak yang sangat di hormati, dalam hal ini adalah sang pencipta.
            Begitu luar biasanya nama yang di berikan oleh kakeku. Nama adalah doa/cerminan diri seseorang, kakeku memberikan namaitu supaya aku menjadi anak yang setia(patuh dan taat), menjadi pembakar dosa yang berarti berhati mulia dan merupakan anugerah tak bernilai harganya dari sang pencipta.



Kasih Sayang Bibi
       
Belum genap satu tahun usiaku pada saat itu namun aku sudah sering di tinggalkan oleh kedua orang tuaku, karena ayah dan ibuku bekerja. Jam kerja secara sfit membuat ibuku tidak tentu setiap malam ada di rumah. Hal itu membuatku sering menangis bahkan mengamuk karena ibuku jarang memberiku ASI.
            Apabila ibu dan ayahku sedang bekerja aku sering di rawat oleh bibiku. Bi bibah biasa ia di panggil, dia adalah adik ketiga dari ibuku. Dia seorang yang baik dan berhati lembut. Ketika itu bibiku belum menikah dan belum bekerja jadi ia tidak memiliki kesibukan apapun.
Hampir setiap hari aku ditinggalkan oleh orang tuaku dan hampir setiap hari juga aku di asuh oleh bibiku. Dari urusan seperti makan, buang air, sampai mencuci pakaian ku, itu di lakukan oleh bibiku. Oleh karena itu aku lebih dekat dengan bibiku. Namun hal yang tidak bisa bibi berikan adalah masalah ASI.
Hingga pada suatu malam setelah aku di tinggal oleh Ibuku bekerja, aku bangun dan mengamuk karena ingin menyusui. semua penghuni rumah bangun karena tangisanku kakek, nenek, paman, bibi. Tak ada yang bisa menenangkanku karena yang ku mau hanyalah ASI, bi Bibah pun tak bisa membuatku diam.
            Aku mengamuk dari jam 10 malam sampai jam 5 subuh hingga membuat semua penghuni rumah tidak bisa tidur. Telah berbagai cara mereka semua membujukku, namun tak ada hasil yang dapat membuatku berhenti sejenak. Hingga akhirnya ibuku pulang dan aku pun berhenti menangis.
            Bibiku menceritakan semua hal yang aku lakukan kepada ibuku ketika dirinya tidak di rumah tadi. Waktu itu usiaku sudah 1 tahun dan tepatnya setelah peristiwa itu ibuku memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena hal ini atas saran ayahku. Ayahku khawarir aku akan kehilangan kasih saying seorang ibu dan merasa tidak enak kepada bibiku yang hampir setiap hari mengasuhku.
            Setelah kejadian itu kami sekeluarga pindah ke Baleendah daerah sekitar Bandung Selatan. Ayahku mengontrak sebuah rumah kecil disana. hal ini dilakukannya agar dekat dengan pabirk di mana ia bekerja yaitu di Dayeuh Kolot. Namun belum sampai setahun kami sekeluarga memutuskan untuk kembali ke rumah neneku dengan alasan tidak betah.
Kami kembali di sambut oleh neneku. Sebenarnya kami malu karena harus kembali lagi kerumah ini, tapi kata neneku pintu rumahnya akan selalu terbuka untuk anak-anaknya. Rutinitas pun kembali dijalani seperti pada waktu itu, namun perbedaanya kali ini ibuku selalu meneman dan merawatku.
            Kepindahan kami pun disambut bahagia oleh bibiku, karena ia merasa kesepian sepeninggalan kami sekeluarga, terutama ia sangat rindu rindu kepadaku. Akupun masih sering di asuh oleh bibiku bermain, ketika ibuku ada kesibukan. Bibiku menyayangiku seperti kepada anaknya sendiri begitupun halnya dengan aku yang sudah menganggap dia seperti ibu keduaku.
            Pada usia sekitar 2-4 tahun, hal yang paling aku ingat yaitu, selalu di ajak oleh neneku pergi ke Pasar. Nenekku adalah seorang wirausahawan dengan cara membuka warung di rumahnya, otomatis hampir setiap subuh ia selalu pergi ke pasar untuk berbelanja. Tak lupa nenekku selalu mengajakku pergi bersamanya.
            Diusiaku yang terbilang sangat muda, aku sangat senang diajak pergi ke pasar. Hal ini merupakan pengalaman baru, karena sebelumnya aku belum mengetahui apa pasar itu. Setelah diajak oleh neneku aku hanya tahu di pasar itu banyak orang-orang yang berjalan-jalan, saling bertransaksi, kotor, bau, ribut, penuh dan sesak. Meskipun belum mengerti tetapi aku sangat senang setiap diajak oleh nenekku pergi ke pasar, karena aku sering dijajani olehnya, maklumlah nak kecil seusiaku pada waktu itu paling suka dengan jajan. Banyak teman-teman nenekku mengenal diriku yang sangat lucu ini.
            Selain dengan nenekku, aku pun sangat dekat dengan kakekku. Karena dia sering mengajakku pergi jumatan. Hal yang sama dengan pasar ini adalah sesuatu yang baru dalam hidupku. Saat itu aku heran karena belum mengetahui sholat, aku hanya mengikuti gerakannya saja sesuai perintah kakekku. Aku heran saat itu karena dalam sebuah ruangan(masjid) itu di penuhi oleh orang-orang yang melakukan gerakan yang bersamaan. Meskipun belum mengetahui secara jelas aku pun senang di ajak oleh kakeku. Banyak pula teman-teman kakekku yang mengenalku, tak jarang setiap kali aku tak diajaknya banyak teman-temannya yang menanyakanku.


Hijrah
    
Tujuan hijrah adalah mencari tempat yang lebih baik. Keluarga kami sudah terlalu lama tinggal di rumah Nenekku. Bukan berarti tinggal di rumah Nenekku tidak baik namun Ayahku merasa tidak enak apabila terus menerus tergantung pada mertuanya. Hingga akhirnya kami memutuskan untuk pindah, agar keluarga kami bisa mandiri.
Waktu itu tahun 1995 sekitar bulan November, ketika usiaku 4 tahun. Kami sekeluarga memutuskan untuk pindah ke daerah Bandung Timur, tepatnya Rancaekek. Rancaekek merupakan kabupaten, jd bisa di sebut desa Rancaekek.
             Bukan hal yang asing ketika aku mendengar kata Rancaekek, karena sebelumnya aku sering main ke Rancaekek. Di sana tinggal beberapa saudara dari ibuku, diantaranya: Wa Endang tinggal di Haur Pugur, Wa Titik di Perum Kencana, dan Bi Emis di Dangdeur.
            Kami pun memilih tinggal di dekat rumah kakak perempuan Ibuku yaitu Wa Titik, di kompleks Bumi Rancaekek Kencana. Rumah kami pun berdekatan, hanya terhalang beberapa rumah saja. Alasan orang tuaku memilih tinggal di sana karena faktor keamanan dan akses jalan yang terbilang sangat mudah di dukung dengan adanya Stasiun Kereta Api Rancaekek dan dekat dengan jalan raya.
            Meskipun kami sudah tidak tinggal dengan Nenekku, namun kami masih sering berkunjung kerumah Nenek. Maka dari itu kami memilih tempat tinggal yang akses jalan yang mudah.
            Kami masih mengontrak rumah, karena saat itu Ayahku belum mampu membeli rumah. Rumah yang cukup nyaman untuk sebuah keluarga kecil, bertipe 21 terdiri dari ruang tamu, 1 kamar tidur, dapur dan kamar mandi.   
Pada saat itu komplek ini merupakan perumahan terbesar se-Asia Tenggara. Tata letak bangunannya pun sangat teratur dan rapih. Kami tinggal tepatnya di blok 4 jalan Tulip. Kompleks ini terdiri dari 16 blok dan setiap bloknya di beri nama bunga. Dari arah pintu masuk komplek berjajar ruko-ruko yang biasanya ramai pada sore hari. Sepanjang sisi jalan di tanami pohon palm yang berjajar sama tinggi. Jalan pun tidak menggunakan aspal melainkan menggunakan paping blok. Sungguh indah suasana komplek pada saat itu. Sama sekali tidak menggambarkan suasana pedesaan, padahal Rancaekek merupakan kabupaten.
Berbeda dengan Kiaracondong yang merupakan daerah perkotaan, namun dari tata letak rumah pun terkesan kumuh dan padat. Disisi lain aku sangat merindukan suasana di sana, karena kebersamaannya khas penduduk pedesaan. Sebaliknya di Rancaekek orang-orang terlihat individualistis seperti penduduk perkotaan.   
            Satu lagi keunggulan setiap komplek, yaitu system keamananya. Terbilang cukup ketat, setiap blok memiliki portal di pintu masuknya. Tak lupa satpam yang selalu berjaga selama 24 jam di setiap pos dekat portal. Tamu di usahakan harus selalu melapor 24 jam.
            Kepindahan kami ke Rancaekek pun di ikuti dengan keluarnya Ayahku dari pekerjaannya. Memang pada saat itu keputusannya untuk keluar dari pekerjaannya sudah bulat dengan alasan sudah tidak betah dan terlalu lelah, karena ia bekerja di bagian packing yang menuntut dirinya harus mengangkut barang-barang puluhan kilo gram.
            Seelah keluar dari pekerjaannya Ayahku bekerja dengan system free lance di perusaan tekstil, bagian gambar disain. Perusahaan kecil ini milik Wa Amir yang tidak lain adalah kakak iparnya. Dia adalah suami Wa Titik, kakak Ibuku.
            Perusahaan ini bergerak di bidang desain tekstil namun masih berbentuk C.V. saat itu karyawannya saja masih berjumlah 4 orang termasuk Ayahku. Sistemnya wa Amir mengambil order dari pabrik, bisa berupa kain atau bahan jadi seperti kameja dan sarung. Kemudian setelah itu orderan tersebut di gambar ulang oleh karyawannya. Prosesnya cukup lama karena pada waktu itu masih dengan proses manual.
            Tahapannya pertama menggambar motif di sebuah plastik yang cukup tebal, dengan menggunakan kuas dan tinta. Motif yang biasanya di kerjakan yaitu motif batik, sarung dan berbagai gambar berpola. Setelah di gambar di plastik yang ukurannya sudah di tentukan tersebut, kemudian di masukkan pada cairan kimia agar gambar menyatu dengan plastiknya. Cukup rumit memang. Ayahku menggeluti pekerjaan ini sampai dengan saat ini. Lain dulu lain sekarang, saat ini sudah menggunakan system komputerisasi. Disanalah awal mula perjuangan keluarga kami menempuh pahit manisnya kehidupan, karena menjadi seorang free lancer harus siap apabila kerjaan tidak menentu.


Masa Kanak-kanak
    
Perjalanan hidup yang cukup panjang, tak terasa usiaku sudah menginjak 5 tahun, Waktunya untukku masuk TK (Taman Kanak-kanak). Aku di sekolahkan di TK Harapan Putra, terletak di Blok 13 Jalan Seroja. Lumayan jauh dari tempat tinggalku yang berada di blok 4. Diperkirakan jaraknya sekitar satu kilometer.
            Saat itu Aku belum mengerti, mengapa ibuku menyekolahkanku disana. bila dipikir-pikir buat apa sekolah jauh-jauh jika masih ada sekolah yang lebih dekat dengan tempat tinggalku. Setelah kutanyakan pada Ibuku ternyata TK Harapan Putra itu punya keunggulan dalam proses pembelajaran. Seorang ibu memang menginginkan yang terbaik untuk anaknya.
            Teman-teman sebayaku yang tinggal di blok 4 pun mengikutiku sekolah di TK Harapan Putra. Mereka adalah Firman, Suci dan Icha. Sedangkan Imam memilih sekolah di TK Darul Hikam. Memang pada waktu itu kedua TK ini salah satu yang terbaik dan patut di perhitungkan kualitasnya di komplek kami.
            Akan ku perkenalkan temanku satu-persatu. Yang pertama adalah Firman, anaknya bertubuh kecil dan berkulit hitam. Meskipun kecil namun dia orangnya jahil dan nakal, dia paling suka bermain badminton. Letak rumahnya cukup jauh dari rumahku namun meskipun dia nakal tapi tetap baik kepadaku.
            Yang kedua adalah Imam, perawakannya tinggi besar namun tidak terlalu gemuk. Kulitnya putih dan matanya bulat besar. Sifatnya baik dan mudah bergaul dengan siapa saja, namun dia punya sifat jelek yaitu pemarah dan egois.
            Kemudian yang ketiga adalah Suci, badanya proporsional di usianya. Kulitnya putih dan matanya sipit seperti orang cina, padahal dia bukan keturunan cina. Suci sering menjadi sasaran kejahilan Firman, meskipun demikian dia sangat baik dan ramah. Dia anak yang cerdas dan pintar.
            Dan yang terakhir adalah Icha, sebenarnya nama aslinya adalah risha namun akrab di sapa icha oleh keluarganya. Icha ini memiliki kulit sawo matang, sifatnya baik, penurut, dan lucu karena tubuhnya kecil mungil.
            Kami berlima sering bermain bersama. Hal yang paling Aku ingat ketika itu adalah setiap sore kami bermain badminton bersama di pinggir jalan, karena pada masa kecilku olah raga yang paling populer adalah badminton. Meskipun tidak jago dan acap kali kok selalu nyangkut di pohon mangga namun kami tak pernah bosan untuk memainkannya.
            Kemudian permainan yang tak pernah kami lewatkan adalah bermain masak-masakan, biasanya bermain di rumah Icha. Kami membuat alat-alat masak dari barang yang sudah tidak di gunakan, contohnya wadah agar-agar yang kecil di jadikan centongnya sedangkan daun menjadi piringnya. Masakan yang paling sering kami buat adalah kue yang terbuat dari tanah merah. Caranya cukup mudah, tanah yang lumayan padat di bentuk menjadi kue-kue yang kita inginkan, kemudian di jemur sampai akhirnya kering seperti kue coklat asli, ingin rasanya Aku memakannya.
            Pada saat itu belum ada Playstation atau game-game online yang tersebar di warnet-warnet. Modernisasi tidak seperti saat ini yang memaksa setiap anak kecil memiliki dan bisa menggunakan handphone, padahal hal itu tidak baik untuk proses tumbuh kembangnya. Anak-anak akan mudah emosi karena permainan saat ini cenderung kasar. Kemudian selain itu permainan tersebut membuat mereka cenderung menjadi pribadi yang individualis, karena praktis apabila sudah kena candu mereka akan jarang berkomunikasi dengan teman-teman di sekitarnya. Setiap waktu hanya dihabiskan dengan bermain di dunia maya saja.
            Selain bermain dengan Firman, Imam, Suci, dan Icha, Aku pun sering bermain dengan sepupuku Yaitu Firdaus Alvarisy dan Putri Risya Nafillah. Firdaus atau biasa di panggil ade ini adalah adik dari Putri. Mereka adalah anak dari Wa Amir dan Wa Titik, otomatis mereka adalah kakakku.
            Putri atau akrab di sapa icha, ini berusia 6 tahun lebih tua 1 tahun dariku. Panggilannya sama dengan temanku icha, karena putri juga memiliki nama tengah risya jadi di panggil icha. Kulitnya sama-sama sawo matang, rambutnya pendek sebahu. Dia sering menangis oleh adiknya yang nakal itu, tapi dia anak yang baik dan penurut.
            Icha bukan satu-satunya anak Wa Titik ada Firdaus atau Faris yang saat itu berumur 3 tahun berbeda usia 2 tahun denganku. Ade memiliki sifat pemarah, nakal, dan manja maklum dia adalah anak bungsu. Dia anak kesayangan Wa Amir, karena mungkin selain dia anak bungsu dia juga merupakan anak laki-laki yang merupakan kebanggaan ayahnya. Sebenarnya aku yang semestinya di panggil ade olehnya karena dilihat dari orang tua kami yang beradik kakak. Namun karena dia terbiasa di panggil ade oleh keluarganya jadi Aku pun mengikuti memanggilnya dengan panggilan ade.
Bermain dengan ade butuh kesabaran karena bila membuatnya menangis saja Aku sering dimarahi oleh Wa Amir. Pernah suatu hari aku bermain mobil-mobilan dengan ade di rumahnya. Sedang asik-asiknya bermain tiba-tiba mobil-mobilan miliknya patah dan rusak, kemudian dia menangis sekencang-kencangnya hal ini membuat Wa Amir terbangun dari tidurnya, karena setiap pekerjaannya sering di kerjakan pada malam hari begitu pun dengan Ayahku. Jadi biasanya siang hari Wa Amir tidur. Wa Amir bangun dari tidurnya kemudian memarahiku karena dia menyangka Aku yang membuat ade menangis. Dengan matanya yang merah, Suaranya kencang dan sering kali mengeluarkan kata-kata yang kasar bahasa sunda terhadapku. Aku pun kemudian di usir olehnya keluar dari rumah itu. Aku heran karena Aku tidak bersalah, hal itu membuatku menangis. Maklum lah seorang anak kecil di usiaku pada waktu itu yang tidak memiliki daya apa-apa hanya bisa menangis setelah di marahi. Disana awal mula Aku merasa takut kepada Wa Amir, hubungan kami tidak sedekat paman dan keponakannya.
            Sedikit gambaran, perawakan Wa Amir ini tinggi kurus. Tingginya sekitar 175 cm, badannya kurus. Wajahnya terlihat sinis dan menyeramkan. Wataknya keras dan terlihat pemarah, tidak banyak bicara namun sekali bicara biasanya menyakitkan hati.
            Namun di balik itu semua apabila kita mengenali lebih jauh, ternyat dia sangat baik. Bahkan Aku menganggap dia adalah manusia yang paling baik di dunia ini. Memang sedikit hiperbola, tapi ini kenyataan. Keluargaku sering di bantunya dalam masalah ekonomi contohnya, waktu itu Ayahku sedang tidak punya uang karena orderan sepi. Wa Amir pun datang membantu dan memberi uang kepada Ayahku dan hampir setiap bulan dia sering memberiku uang sekedar untuk jajan. Itulah mengapa Aku menyebutnya manusia paling baik di dunia ini.
            Manusia memang tidak ada yang sempurna. Kadang di balik fisik yang menyeramkan, tertanam sifat yang baik dan santun. Begitu pun sebaliknya, banyak juga orang yang berwajah manis namun hatinya keras dan jahat. Seperti pepatah Inggris mengatakan “don’t judge the book by the cover”. Artinya jangan menilai buku hanya dari sampulnya. Ungkapan tersebut menerangkan bahwa seseorang tidak bisa di nilai hanya dari luarnya saja. Belum tentu isi hati seseorang sama dengan luarnya.
            Dalam hal ini Allah memang telah menciptakan manusia dengan berbagai kelebihan dan kekurangan. Manusia tak ada yang sempurna kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.             


TK Harapan Putra
           
Pada bab sebelumnya sempat di bahas sedikit mengenai masalah pendidikanku yang memilih bersekolah di TK Harapan Putra. Sesuai dengan namanya sekolah ini menjadi harapan bagi putra-putrinya. Harapan orang tua yang ingin melihat anknya suskses dikemudian hari, Amin.
            Satu lagi pengalaman baru dalam hidupku, yaitu sekolah. Tak ada bayangan apapun di benakku ketika mendengar kata sekolah. Hanya saja ibuku bercerita bahwa di sekolah itu tempat untuk belajar, bertemu dengan guru-guru, teman-teman sekaligus tempat bermain.
            Gambaran tentang sekolahku yang pertama ini. Sekolahan yang dimiliki oleh Bu Ati yang juga menjadi kepala sekolah ini terletak di jalan Seroja Blok 13 memiliki 3 kelas. Kelas yang pertama yaitu kelas A merangkap dengan ruang guru. Di dalamnya terdapat banyak mainan anak, seperti; puzzle, boneka, kertas lipat dll. Kelas ini di ajari oleh Bu Aan.
            Kemudian kelas B. kelas ini terdapat di tengah-tengah, diapit oleh kelas A dan C. kelas yang diajar oleh Bu Sri ini di dalamnya hanya terdapat banyak bangku, meja dan papan tulis. Dindingnya di gambar pemandangan serta binatang-binatang satwa.
            Dan yang terakhir adalah kelas C, kelas bagian Bu Ani. Kelas ini sering digunakan sebagai tempat mengaji TPA setiap sore harinya. Inilah salah satu kelebihan lain dari TK Harapan Putra yaitu kegiatan mengajinya setiap hari. Jadi anak-anak tidak hanya di bekali urusan duniawi saja namun spiritualnya pun diajarkan.
            Arena bermainnya pun cukup komplit, dari mulai perosotan, ayunan, jungkat-jungkit, terowongan dll. Tk ini sebelumnya adalah rumah biasa, namun karena hendak dijadikan sebuah Tk maka Bu Ati membeli rumah sebelahnya, dengan demikian tempatnya menjadi luas.
            Hari pertama masuk Tk tidak ada rasa gugup sama sekali. Wajar lah anak kecil di usiaku saat itu belum memikirkan rasa malu. Aku masuk ke kelas B yang di ajar oleh Bu Sri. Aku langsung akrab dengan teman-teman kelasku, diantaranya; Angga, Iqbal, Didit, Satria dan masih banyak lagi teman-temanku yang tak bisa aku sebutkan namanya satu persatu. 
            Salah satu teman yang paling menyita perhatian ku adalah Satria. Ia memiliki badan yang sangat besar, sangan berbeda dengan anak-anak seusianya. Berat tubuhnya mencapai 65 kilogram. Kulitnya hitam wajahnya pun seram. Namun sebenarnya dia pribadi yang periang dan lucu. Menurut info Satria selalu makan mi instan dengan telur hampir setiap malam sebelum tidur. Mungkin hal ini yang membuatnya menjadi gendut.
            Ada kejadian menarik yang paling Aku ingat mengenai Satria. Waktu itu pelajaran olah raga, satu persatu anak-anak masuk ke dalam terowongan yang dibuat dari ban bekas. Semua anak berhasil melewati terowongan tersebut, hingga tiba giliran Satria melakukannya. Dengan susah payah dia memasukkan kepala dan bahunya, namun sial badannya tidak bisa masuk melewati ban tersebut. Akibatnya dia tersangkut di terowongan tersebut, ia tak bisa mundur kembali apalagi maju. Teman-temannya tertawa melihat Satria yang kesulitan melewati ban itu, sampai ibu-ibu yang sedang menunggu anak-anaknya pun tertawa melihatnya. Beberapa menit kemudian dengan susah payah akhirnya Satria bisa keluar dengan di bantu guru-guru Tk.
            Setelah kejadian itu kami sering menyuruh dia melewati terowongan itu namun Satria sepertinya sudah trauma pasca kejadian yang menimpanya itu.
            Dua bulan sudah setelah aku bersekolah di Tk Harapan Putra. Kami sekeluarga pindah ke blok 11, tepatnya ke jalan Tanjung III Nomor 10. Kami pindah karena masa kontrakan kami sudah habis. Sebelumnya di tulip kami mengontrak rumah hanya selama satu tahun. Kami pindah ke blok 11 dengan alasan agar bisa dekat dan mudah pergi  ke  sekolah.
            Saat itu Ibuku sedang mengandung anak yang kedua, yaitu calon adikku. Sebelumnya Ayahku lah yangsering mengantarkanku pergi ke sekolah dengan sepedahnya. Namun dengan berpindanya kami ke blok 11 kali ini Ibuku yang sering mengantarkanku pergi ke sekolah, bahkan sampai menungguku hingga pulang sekolah.  
Tapi memasuki pertengahan tahun di TK ibuku jarang mengantarkanku mengingat usia kandungannya pada waktu itu sudah memasuki bulan ke tujuh. Akhirnya aku selalu di titipkan pada tetangga yang kebetulan anaknya juga di sekolahkan disana, yaitu temanku janjan.
            Kebetulan ketika keluarga kami pindah ke blok 11, keluarga wa Amir pun pindah ke blok 12 namun mereka membeli rumah itu berbeda dengan keluargaku yang hanya mengontrak. Jarak antar rumahku dengan rumah wa Amir cukup dekat meskipun berbeda blok.
            Minggu pagi yang cerah, setiap minggu di komplekku biasanya ada pasar kaget yang terletak di depan sebua SMP Negeri. Ada senam aerobik di tambah music pendukung juga penjual segala macam barang maupun makanan. Ada gula ada semut, hal yang mungkin dapat di gambarkan di sana, karena dimana ada penjual disana pasti ada pembeli. Orang-orang saling berdesakan bermaksud untuk olah raga atau mencari barang untuk di beli.
            Hari Minggu waktunya untuk bermain untukku, hari yang sangat di nantikan dan di tunggu-tunggu oleh anak seusiaku. Aku baru saja dibelikan sepeda roda dua oleh ayahku. Sebagai seorang pemula sepedaku diberi dua roda tambahan yang dipasang di kanan dan di kiri sepeda, tepatnya diantara roda belakang.
            Di hari libur ini ku pergunakan waktu untuk belajar sepeda. Setelah aku coba ternyata cukup mudah, karena sepeda tidak akan jatuh. Tak lama aku sudah mahir karena sebelumnya aku memang sudah bisa naik sepeda roda tiga. Aku bermain di depan rumah faris, panggilan lain saudaraku yang bernama firdaus. Di depan rumah faris jarang ada kendaraan lewat, di tambah tempatnya sepi dan sejuk karena rumahnya menghadap ke sebuah lapang sepak bola.
            Kebetulan saat itu rumah faris akan segera di bangun dengan demikian di depan rumahnya terdapat tumpukan batu koral yang di letakkan dekat selokan sebelah lapang. Saat itu aku bermain sepeda bersama faris, sedang asyik-asyiknya bersepeda tak lama sepedaku oleng aku pun panik hingga akhirnya aku masuk selokan bersamaan sepedaku, sialnya kepalaku membentur batu koral yang tertumpuk. Tepat di atas mata kiriku robek dan mengeluarkan banyak darah.
            Faris yang saat itu melihat aku terjatuh langsung menangis dan berteriak “darah…darah….!!!”. Aku berdiri setelah terjatuh aku pun heran melihat Faris yang menangis. Seketika itu aku tidak menangis, namun saat aku mengetahui dan sadar bahwa pelipisku berdarah, tangisanku pecah pada saat itu. Mungkin karena panik, tapi anehnya aku tidak merasakan rasa sakit apapun, hanya sedikit pusing hal itu karena aku mengeluarkan darah terlalu banyak.
            Wa Amir dan Ayahku pun datang, mereka panik dan langsung membawaku ke rumah sakit terdekat. Kami berangkat dengan menggunakan mobil Wa Amir. Aku tak henti-hentinya menangis selama di perjalanan mengingat mengapa darahku tak henti-hentinya keluar dari pelipis mata kiri ku.
            Sesampainya di rumah sakit aku langsung di bawa ke sebuah ruangan, sepertinya ruang UGD. Aku di kerubungi oleh orang-orang yang berbaju serba putih. Mungkin itu dokter beserta susternya. Suster langsung  membersihkan darahku, sedangkan dokter memberikan suntikan penghilang rasa sakit dekat luka robek dekat mata. Rasanya sakit sekali, di tambah dengan jahitan di lukaku. terasa perih sampai aku menangis sekencang-kencangnya.
            Kata dokter lukaku didapati 4 jahitan. Ternyata kecil ya? Namun darahnya banyak sekali. Setelah itu lukaku di perban, awalnya merasa tidak nyaman sih karena agak menutupi mata, tapi tak apa lah ini demi kesembuhanku juga.
            Pengalaman yang dapat di ambil dari kejadian itu membuatku lebih berhati-hati dan tidak sok jago saat bermain sepeda. Paska kecelakaan itu tidak ada rasa trauma untuk bermain sepeda justru lebih semangat dan lebih hati-hati agar tidak terjatuh lagi.
            Tak terasa masa di TK Harapan Putra sudah memasuki akhir tahun ajaran. Beberapa hal yang biasanya di lakukan di TK maupun sekolah lain adalah mempersiapkan acara “Paturai Tineung” atau acara perpisahan. Di TK kami biasanya ada perayaan/upacara pelepasan anak didik sebagai simbol dari acara perpisahan tersebut.
            Pada waktu itu aku di persiapkan sebagai seorang penari grup yang terdiri dari 5 orang. Bersama yang lainnya hampir setiap hari setelah acara belajar mengajar selesai, kami selalu latihan menari mempersiapkan untuk acara “Paturai Tineung”. Kami di pandu oleh Bu Sri dengan gerakan-gerakan yang sangant lucu khas anak kecil. Aku masih ingat lagu yang mengiringi tarianku adalah lagu si lumba-lumba. Dengan tempo cepat lagu tersebut kami meliuk-liukan tubuh bagaikan lumba-lumba. Banyak di antara kami merasa senang dengan aktivitas ini namun ada juga yang masih kurang antusias.
              Hari pun semakin dekat kami semakin giat saja berlatih, hingga akhirnya tiba saat dimana acara Paturai Tineung pun berlangsung. Acara ini di gelar di sebuah aula/gor, bermaksud supaya bisa menampung orang tua murid yang di pastikan datang memenuhi undangan.
            Acara di mulai dari sambutan kepala sekolah dan perwakilan guru-guru, kemudian di isi pula pembacaan ayat suci Alquran. Acara pelepasan anak murid pun berlangsung lancar, dan tiba lah saatnya acara hiburan. Acara yang paling di nantikan oleh anak-anak serta Orang tua murid. Kami berlima pun di panggil ke atas panggung, hendak mengeluarkan segenap kemampuan kami setelah latihan berminggu-minggu lamanya.
            Musik pun dinyalakan, perlahan kami menselaraskan gerakan satu sama lainnya. Jujur aku merasa grogi jika di saksikan oleh semua orang seperti ini, yang lainnya pun demikian. Gerakan yang tadinya serasi pun berubah menjadi sedikit kacau karena ada beberapa gerakan yang tidak sesuai dengan yang di ajarkan oleh Bu Sri. Kami pun di tertawakan oleh para  penonton tapi kami terus berusaha memperbaikinya, sampai musik pun berhenti, tanda selesai.
            Akhirnya kini acara sudah memasuki penutupan yang membuat Kami sedih adalah karena perpisahan ini. Banyak hal dan pengalaman yang Aku dapatkan dari sekolah TK ini. Yang sebelumya tidak tahu menjadi tahu, yang sebelumnya tidak mengerti menjadi mengerti, dan yang sebelumnya tidak jelas menjadi jelas. Selain itu dari TK Aku mendapatkan banyak teman-teman yang sangat baik dan mengasyikkan.
            Sekolah Tk adalah awal atau batu loncatan pertama dalam hidupku untuk melakukan hal yang lebih baik, semangat dalam mengerjakan suatu hal apapun. Karena di sini awal mula Aku bermimpi.


Penghuni Baru


Ibuku saat itu sedang hamil dan telah memasuki usia kandungan yang ke-9 bulan, tepatnya pada bulan Maret. Kami sekeluarga pun berencana mengunjungi rumah nenek di Kiaracondong. Kami sekeluarga pergi naik kereta api sekitar jam 09.30. belum ada firasat apapun mengenai kehamilan ibuku yang terlihat biasa-biasa saja.
Barulah ketika sampai di rumah nenek ibuku baru merasakan sakit perut dan mengeluarkan air ketuban yang nampaknya sudah pecah. Aku jelas ketakutan melihat hal itu, perasaan was-was meliputi hatiku, karena baru pertama kali aku melihat orang yang akan melahirkan dan itu adalah ibuku.
Yang ada di benakku, ibuku akan melahirkan dan aku akan memiliki adik, yang akan menjadi saudara sekaligus teman bermain di rumah. Jelas ini adalah hal yang baru dalm hidupku.
Kemudian ibuku dibawa oleh ayahku, kakak sepupuku A Toni, serta para tetangga nenekku. Kurang lebih 5 orang membawa ibuku ke sebuah angkot yang sudah di carter sebelumnya oleh pamanku yaitu Mang Asep. Mang Asep pula yang menyetir angkot tersebut.
Ibuku dibawa ke Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung. Berbeda dengan tempatku di lahirkan dulu, rumah sakit ini terbilang sangat bagus dan mewah. Jelas saja, tempatku di lahirkan dulu adalah sebuah puskesmas sedangkan ini adalah rumah sakit yang cukup besar. Mungkin ayahku mengharapkan yang terbaik demi kelancaran proses kelahiran adikku.
Hari itu tepat pada hari Jumat tanggal 28 Maret 1997. Proses persalinan di mulai pada waktu Dzuhur tiba yaitu ketika ibadah jumat dilaksanakan. Ayahku dan A Toni pun segera jumatan sedangkan aku tinggal di rumah nenek. tepat pukul 15.25 akhirnya adikku dilahirkan, aku resmi menjadi seorang kakak.
Ayahku yang sedari tadi mondar-mandir di depan ruang bersalin dengan asap rokok yang tiada henti membumbung tinggi di langit-langit rumah sakit, sangat berbahagia menyambut kelahiran putranya yang ke-2 ini. Adikku berjenis kelamin laki-laki. Kemudian bergegaslah ia melihat adikku di ruangan tersebut.
Adikku lahir tidak seperti kebanyakan bayi yang di lahirkan secara normal. Meskipun prosesnya normal tapi adikku lahir dengan posisi kaki terlebih dahulu, berbeda dengan bayi biasanya yang apabila di lahirkan dengan kepala terlebih dahulu. Selain itu di tubuh adikku banyak sekali bulu-bulu halus terutama di kepala. Tapi di luar itu semua, dokter mengatakan bahwa adikku normal.
Keesokan harinya ibuku pulang dari rumah sakit tersebut. Kondisi keduanya sudah membaik. Kami semua menyambut kedatangan ibuku beserta penghuni baru yaitu adikku dengan penuh suka cita.
Tapi kami di kagetkan dengan adanya benjolan kecil di dekat telinga adikku. Ibuku sempat menanyakan hal ini kepada dokter, katanya harus dilakukan pengangkatan dengan jalan operasi. Tapi hal itu urung di lakukan mengingat keuangan keluarga pun tidak mencukupi.
Tapi atas izin Allah seiring berjalannya waktu benjolan itu lama-lama menghilang karena ibuku selalu mengusap benjolan tersebut dengan air liurnya hampir setiap subuh. Air liur ibu memang obat yang sangat mujarab menurut mitosnya.
7 hari berlalu selepas masa persalinan, kini tiba saatnya adikku di beri nama dan di Aqiqah. Namun seperti biasa kami tidak menyembelih kambing karena sekali lagi kondisi keuangan tidak berpihak pada keluargaku. Kami pun mengadakan acara makan nasi tumpeng bersama para keluarga dan tetangga di rumah nenek.
Kakekku berperan kembali dalam pemberian nama kepada adikku yang sebelumnya juga memberi nama kepadaku. Semula ibuku ingin memberi nama Rafli atau Zulkifli, tapi kakekku tidak menyetujuinya. Hingga akhirnya terpilihlah nama yang cocok dan sesuai.
Ridho Fathurrahman, itulah nama adikku. Memberian sang kakek. Ridho itu artinya Ikhlas, sedangkan fathurrahman itu adalah pemurah. kita sudah cukup mengerti makna yang sungguh luar biasa dari nama tersebut. Semoga adikku kelak bisa menjadi manusia yang membanggakan keluarga seperti nama tersebut. Amin.



New World Part.1
           

Beberapa hari setelah aku lulus dari Tk Harapan Putra, Ibuku mendaftarkanku ke SDN Kencana Indah 3. Letaknya masih di sekitar komplek tepatnya di Blok 4 Jalan Tulip, dekat rumah kontrakanku sebelumnya. Di komplek kami ada banyak terdapat sekolah dasar negeri dan swasta.
            Aku di sekolahkan di sana karena fasilitas dan pendidikannya baik, kali ini ibuku memilih sekolah Negeri supaya masa depanku terjamin. meskipun banyak SD dekat rumahku tapi menurut ibuku SDN Kencana Indah 3 merupakan SD negeri terbaik di komplekku.
            Masuk kelas hari pertama, aku bangga dengan baju baruku berwarna merah putih. Aku masuk kelas dan duduk di kursi baris ke-3. Aku duduk dengan Reza, teman pertama yang ku kenal saat masuk SD. Aku masuk kelas B, 1B tepatnya. Kelas 1 di Sdku berjumlah 3 kelas yaitu kelas A, B, dan C.
Aneh, mungkin hal itu aku fikirkan saat pertama kali masuk SD. Aku berfikir mengapa tidak ada lagi tempat bermain seperti di Tk dulu? Tidak ada cat dinding warna-warni di kelas, tidak ada rak-rak permainan? Yang ada hanyalah lemari yang berada di pojok berisi buku-buku milik guru, terletak di samping meja guru. Yang ada hanyalah bangku-bangku dan meja-meja yang tersusun secara rapih dengan pola 4 jajar.
Seperti yang telah ku jelaskan sebelumnya, teman yang pertama kali ku kenal adalah Reza. Aku disuruh oleh ibuku duduk dengannya, karena sebelumnya ibuku sudah kenal dengan ibunya Reza. Reza sangat baik dan orangnya supel, berbeda denganku yang cenderung lebih tertutup dan pendiam.  Mungkin karena aku belum beradaptasi dengan dunia baruku.
Tak banyak cerita yang aku alami di masa-masa SD aku sudah bisa membaca, hal itu menujang pada pelajaran-pelajaran yang sudah mulai bermain dengan kata-kata seperti, cerita, dongeng dan yang lainnya.
Di kelas prestasiku biasa-biasa saja ridak ada yang menonjol, tidak pintar tidak pula bodoh. Itu karena aku pendiam dan kurang aktif di kelas.
Tak terasa tahun ajaran baru pun telah tiba. Alhamdulillah aku naik kelas ke kelas 2. Meskipun nilai raporku cenderung menurun dari caturwulan I sampai III, namun aku tetap bersyukur akan hal itu.
Masuk kelas 2 ternyata di pecah lagi murid-muridnya. Teman-teman yang ku kenal sebelumnya kini berpisah, ada yang masuk kelas A, B, C. Kebetulan aku masuk ke kelas yang paling ujung yaitu kelas C. Kelas yang terkenal dengan anak-anaknya yang nakal, tapi tidak demikian untukku.
Adaptasi di mulai kembali, memasuki kelas 2 aku diajar oleh ibu sri guru yang menurutku paling baik selama aku menenpa pendidikan di SD, murid-murid pun sangat nyaman bila di ajar olehnya.
Prestasiku tetap di kelas 2, tercatat nilai raporku dari caturwulan I sampai III hanya di hiasi dengan nilai-nilai 6,7,8. Hal itu menunjukkan bahwa prestasiku biasa saja.
Semenjak kelas 1 aku sudah tidak pernah di tunggu oleh ibuku. Berbeda dengan ketika aku masih berseragam Tk, ibuku selalu menungguku dari masuk sampai pulang sekolah. Semenjak di SD aku sering di antar-jemput dengan menggunakan sepeda ayahku. Tapi jika ayahku sibuk dengan pekerjaannya, terpaksa aku harus berjalan kaki sekitar 1 Km jauhnya. Jaraknya sama ketika aku Tk dulu bertempat tinggal di Blok 4 harus bersekolah di Tk yang letaknya di Blok 13. Sedangkan SD aku tinggal di Blok 11 dan sekolah di Blok 4.
            Meskipun jauh aku tidak pernah mengeluh akan hal itu, karena menurut pepatah “kejarlah ilmu sampai ke cina”. Membuat motivasi lebih setelah mendengarkan pepatah tersebut.



Perintah Rosul


Setelah ujian sekolah dan di bagi rapor kenaikan ke kelas 3, sekolahku di liburkan selama 2 minggu. Hal itu tidak di sia-siakan oleh keluargaku yang menginginkanku untuk segera di khitan atau di sunat.
            Sebagai seorang umat muslim kita sudah semestinya mengikuti sunah nabi Muhammad SAW yaitu di khitan bagi para pria. Khitan hukumnya wajib bagi umat islam.hal ini ditujukan untuk membersihkan kemaluan dari najis, dan sudah harus dilakukan ketika akan memasuki baligh.
Sebetulnya aku sangat takut akan hal itu, mengingat cerita dari teman-temanku yang sudah lebih dulu di sunat. Mereka membicarakan bahwa disunat itu sakit, tapi ada juga yang bilang bahwa disunat itu enak karena kita dapat uang banyak.
Rencana itu telah di sepakati oleh keluarga dari ibuku yaitu kakek dan nenek. kebetulan ada program sunatan massal dari sebuah produk obat yang lumayan terkenal. Dari sunatan massal ini kita bisa mendapat uang, baju sunat serta sarung yang diberikan sponsor obat tersebut.
Ayahku langsung mendaftarkanku ke  program sunatan massal tersebut. selain aku saudara sepupuku pun ikut di daftarkan yaitu Ari anak kakak dari ibuku. Dia kelas 3 sama denganku. Namun umurnya lebih tua satu tahun denganku, di karena kanterlambat masuk sekolah SD.
Hari sunatan pun telah tiba, aku dan sepupuku ari di antarkan pergi ke jalan diponegoro dimana tempat sunatan massal dilaksanakan. Kami berangkat jam 5 subuh dari rumah nenek. Proses khitan pun telah berlangsung ketika kami tiba di lokasi.
Tibalah giliranku untuk di sunat, namun ada yang membuatku sangat takut, yaitu ruangan yang hendak aku masuki sebelumnya ada seorang anak seusiaku yang di sunat dengan menjerit-jerit sampai mengeluarkan kotoran dari duburnya.
Hal itu membuatku sangat ketakutan, yang aku pikirkan di sunat itu rasanya sangat sakit. Karena hal itu ayahku menyuruh ari untuk terlebih dahulu disunat di tempat yang sama dengan anak yang tadi.
Ternyata di sebelah tempat ari disunat ada tempat kosong yang membuat ayahku segera menyuruhku untuk segera disunat. Dengan sangat terpaksa aku pun naik ke pembaringan dan akhirnya disunat juga.
Tapi di luar dugaan ternyata disunat itu tidak sakit, hanya sakit ketika di suntiknya saja. Itu pun tak seberapa sakitnya. Proses khitan pun selesai dengan lancar. Aku dan Ari kemudian di beri amplop berisi uang dan setelah itu kami pulang ke rumah nenek.
Kami di sambut disana, banyak yang tidak menyangka bahwa aku bisa seberani itu. Setelah sebelumnya terlihat tidak siap dan merasa seperti terpaksa. Aku dan Ari di suruh duduk berdampingan, dengan baju koko sewarna.
Disamping tempat duduk kami di letakkan sebuah wadah kosong untuk tempat uang yang ditujukkan bagi tamu yang akan “nyecep” atau memberikan uang. Memang sudah tradisi apabila seorang anak yang dikhitan/ disunat harus di beri uang, aku pun tak mengerti mengapa hal itu di lakukan. Mungkin supaya anak tersebut terhibur dan sebuah reward atas keberaniannya.
Tak lama kemudian datanglah para tamu yang tidak lain adalah para tetangga nenekku. Mereka ingin melihat kemaluanku dan Ari yang telah di sunat tak lupa mereka pun memberikan amplop, dan doa kepada kami berdua. Para sanak saudara pun memeberikan amplop kepada kami, karena pada saat kami berdua disunat seluruh sanak saudara pun berkumpul bersama di rumah nenek.
Beberapa jam kemudian yang semula aku tidak merasakan sakit, kini berubah menjadi sakit di bagian kemaluanku. Mungkin obat penahan rasa sakit sudah hilang efeknya. Aku  menangis sejadi-jadinya tapi tidak demikian dengan Ari,   aku heran dengannya dia nampak lebih kuat dan terlihat tidak merasakan kesakitan seperti yang ku rasakan. Aku salut dengannya.
Hampir seminggu setelah disunat perban di kemaluanku belum juga lepas, perban ini sangat mengganggu terutama ketika aku ingin buang air kecil. Rasanya sakit sekali, aku orangnya memang agak rewel dan cengeng jadi setiap merasakan sakit pasti aku menangis.
Dari hasil uang “nyecep” aku dibelikan sepeda, hal itu sangat membuatku senang, karena aku akan bersepeda setiap kali pergi dan pulang sekolah.



Arti Sahabat


Kelasku kembali di acak ketika kenaikan kelas 6. Kelas 2-5 SD aku masuk di kelas C, jadi selama 4 tahun itu aku bertemu dengan orang-orang yang sama. Menurutku itu sangat membosankan juga tapi apa boleh buat.
Akhirnya kelas 6 aku di pindahkan ke kelas A, bertemu dengan orang-orang yang baru pula. Selain itu aku bertemu dengan seorang teman yang sangat berbeda teman yang lainnya. Hendra namanya dia sangat dekat denganku, bisa di bilang kami adalah sahabat.
Kami berdua tak terpisahkan pergi kemanapun bersama. Hendra orangnya sangat baik, ramah, pengertian dan pintar. Dia adalah anak dari guru bahasa inggris di sekolahku. Rumahnya tak jauh dari sekolahan, maka dari itu setiap istirahat aku selalu main di rumahnya. Sebelum masuk sekolah, bahkan sepulang sekolah aku selalu menyempatkan untuk mampir kerumahnya.
Saking baiknya setiap kali aku main di rumahnya aku selalu makan di sana. aktivitas yang selalu rutin kita kerjakan adalah makan, nonton film, sholat, dan tentunya bermain. Hal tersebut hampir setiap hari kita lakuakan maka jelas lah kalau teman-teman menganggap bahwa kita itu bersaudara.
Pernah suatu ketika wanita di kelas banyak yang membicarakanku, aku tak tahu apa yang mereka bicarakan. Saat istirahat tiba seperti biasanya aku dan hendra pergi mencari makanan, tapi ketika aku hendak ke kelas ternyata tas di bangku ku hilang. Aku berfikir ini pasti ada yang jahil kepadaku. Dan benar saja ternyata wanita-wanita itu yang melakukannya. Mereka menggantung tasku di tiang bendera di tengah lapang. Aku tak tahu mengapa mereka melakukan hal seperti itu kepadaku, tapi dengan sigap hendra pun memarahi teman-teman wanta yang menjahiliku.
Karena Hendra anak seorang guru mereka pun sangat takut kepadanya. Dan akhirnya mereka pun meminta maaf kepadaku, mereka hanya iseng saja dan ingin kenal lebih dekat denganku, namun caranya saja yang salah.
Disanalah aku mendapatkan banyak teman yang sebelunya pendiam kini menjadi anak yang agak supel tapi masih ada saja sifat-sifat jaim. Menurutku sahabat adalah teman yang paling mengerti dimana aku bisa curhat, saling melindungi, berbagi dan sebagainya.
Tak terasa 6 tahun sudah aku bersekolah di SDN Kencana Indah 3, kini tiba saatnya untuk segera berpisah dengan mereka. Seperti biasa acara perpisahan pun di laksanakan dengan acara yang lumayan meriah, kami semua saling bermaafan satu sama lain tak lupa dengan para guru.
Isak tangis pun mewarnai acara tersebut, karena kami benar-benar terharu akan perjuangan yang selama ini kita lakukan 6 tahun lamanya kami di tempa oleh ilmu-ilmu yang tentunya sangat bermafaat bagi kami. Banyak hal atau pengalaman yang kurasakan ketika SD dulu tapi akan ada hal menarik lagi di kehidupanku berikutnya.



Selintingan Kertas
    
Setelah lulus dari SD aku diberi kebebasan untuk memilih SMP yang akan menjadi tujuan pendidikanku selanjutnya. Di sekitar komplek hanya ada dua SMP saja yaitu SMPN 3 Rancaekek dan SMP Pasundan Rancaekek. Jelas saja aku memilih SMP yang bertitel negeri yaitu SMPN 3 Rancaekek. Namun jika testingku gagal maka aku harus memilih SMP Pasundan Rancaekek.
Pada saat itu sistem masuk SMP adalah dengan cara testing, di tahun sebelumnya sebelumnya masuk SMP hanya dengan cara melihat NEM atau Passing Grade. Testing seperti halnya ujian saringan masuk, sedangkan  NEM adalah jumlah nilai UN yang di lakukan ketika SD.
Testing pun dimulai bertempat di gedung SMPN 3 Rancaekek. Kami diberi sekitar 100 soal pilihan ganda. Soal berisikan beberapa mata pelajaran yang sudah di ajarkn sebelumnya di SD. Diantaranya: Matematika, B. Indonesia, B. Inggris, Pendidikan Agama Islam, Pkn, IPA dan IPS.
Ada hal yang akan aku ungkapkan yang sebetulnya mungkin sudah menjadi suatu rahasia umum. Ketika kami sedang ujian, tiba-tiba kami di berikan selintingan kertas dari beberapa guru yang mungkin sudah sengaja di instruksikan seperti itu. Dalam selintingan kertas itu berisikan angka di sertai huruf/abjad yang diperkirakan merupakan isi dari soal-soal yang telah di ujiankan.
Tak kupungkiri, jelas aku pun ikut menikmati hal tersebut. keinginan dan ambisi yang kuat masuk SMP negeri sangat kurasakan, oleh karena itu aku pun menghalalkan segala cara agar bisa masuk SMP negeri.
Meskipun hal tersebut memang salah di lakukan guru-guru, namun disisi lain mereka semata-mata hanya ingin membantu kami para siswa baru supaya bisa masuk SMPN 3 Rancaekek.
Pengumuman hasil kelulusan pun di tempel seminggu setelah testing. Alhamdulillah namaku tercantum dalam daftar peserta yang lulus. Perasaan senang meliputi hatiku, keluargaku pun menyambut bahagia ketika mendapatkan kabar bahwa aku lulus di SMPN 3 Rancaekek.
Ibuku sangat bahagia mengetahui aku masuk SMP itu, betapa tidak beliau yang mengurusi seluruh hal yang berkaitan dengan proses pendaftaran ke SMP tersebut. benih yang di tanam sebelumnya kini telah menuai hasil yang memuaskan. Ibuku belum mengetahui hal ini, aku hanya tidak ingin membuat ibuku kecewa. Tapi suatu saat aku akan menceritakannya.
Meskipun selintingan kertas itu tidak di benarkan, tapi setidaknya hal itu lah yang membuatku bisa masuk SMPN 3 Rancaekek yang memang sudah ku impikan sebelumnya. Terimakasih kepada guru-guru yang sudah membantuku. Meskipun hal tersebut adalah langkah awal pemicu KKN.



New World Part.2

MOS (masa orientasi siswa) dimulai. Kami para siswa baru dikumpulkan di lapangan SMP untuk di brifing sebelum MOS benar-benar dimulai. Ini hal baru juga dalam hidupku, karena sebelumnya di SD tidak ada acara seperti ini.
Kegiatan MOS bertujuan untuk masa perkenalan baik mengenalkan teman, senior bahkan dengan para penghuni di sekolah. Selain itu acara MOS itu melatih mental, dan disiplin kita.
Saat kami di kumoulkan bersama di lapangan, kami semua dibagi kelompok/gugus. Tercatat total ada 9 gugus. Selain dibagi kelompok kami di perintahkan membawa barang dan makanan sebagai syarat mengikuti MOS hari esok.
Hari pertama MOS aku datang dengan membawa barang-barang termasuk balon gas dan burung yang akan diperlukan untuk proses peresmian pembukaan MOS.
Pelepasan balon gas dan burung di artikan sebagai simbolisasi atas pembukaan masa orientasi siswa. Pada pembagian kelompok aku masuk dalam gugus 6, nama kelompoknya adalah Moch Tohha.
Di gugus 6 terdapat 43 murid yang berasal dari latar belakang sekolah yang berbeda-beda. Aku pun harus beradaptasi kembali dengan situasi tersebut. sialnya di gugus 6 ini sepertinya banyak anak-anak nakal yang membuatku tidak betah di kelas.
Hal itu membuatku berfikiran yang yidak-tidak, hingga akhirnya aku pun sakit. Suhu badanku meningkat drastis seperti gejala campak. Mungkin ini karena aku terlalu banyak pikiran terkait kelas ku yang dihuni oleh anak-anak nakal. Ini merupakan gejala psikosomatis yaitu suatu penyakit yang timbul akibat tingkah laku kita. Imbasnya hari kedua MOS aku tidak masuk sampai MOS berakhir di hari ke-7 pun tidak bisa masuk karena sakit.
Tibalah saatnya hari pertama masuk SMP. Aku di antar oleh ibuku karena kondisiku belum fit 100%. Sekolah sudah menempel nama-nama murid baru sesuai kelasnya. Menurut temanku yang ku kenal, biasanya jika sebelumnya aku masuk gugus 6, berarti aku masuk kelas 1F. Tapi ketika aku melihat daftar nama di kelas tersebut tidak ada namaku. Demikian juga di kelas-kelas yang lain setelah aku mencari-cari namaku tetap tidak ada. Akhirnya ibuku pun ke kantor dan menemui guru dan menyanyakan tentang hal ini. Mengapa hal itu bisa terjadi sedangkan administrasiku tidak ada masalah.

Akhirnya aku pun di masukkan ke kelas 1A. Di kelas 1A suasana kontras berbeda dengan keadaan kelas 1F. Mereka sangat ramah terhadapku tidak ada anak nakal dan aku sangat menikmatinya. Di kelas inilah pikiranku mulai terbuka dan mendapatkan banyak teman baru.



Terpaksa Juara Faforit

     Gong....Gong....Gong....!!!! bunyi gong diiringi alat musik lainnya yang biasa di sebut alat musik gamelan degung khas sunda. Musik ini biasa terdengar di ruang kesenian SMP.
Pak Iwan yang biasanya berada di ruangan tersebut. Pak Iwan adalah guru ekonomi, tapi karena kecintaanya terhadap kesenian musik sunda maka dia yang selalu ada di ruangan tersebut. Tujuannya adalah untuk mengajarkan dan melestarikan kesenian sunda terutama musik degung. 
Setiap aku dan teman-temanku pergi ke ruangan kesenian pasti kan ada saja anak-anak yang sedang belajar alat-alat musik gamelan. Belum lama ini aku sangat sering berkunjung ke ruang kesenian. Hal ini sedikitnya membuatku tertarik dan suka dengan alat musik gamelan, begitu pun dengan teman-temanku yang lainnya. Namun ada sedikit rasa minder setiap aku ingin mencobanya, karena yang bermain degung biasanya murid wanita.
Rasa penasaran ingin mencobanya selalu ada di benakku. Sampai pada akhirnya aku dan teman-temanku memberanikan diri berbicara kepada Pak Iwan bermaksud ingin belajar alat musik gamelan. Dengan senang hati Pak Iwan pun menerima kami.
Aku, Norman, Aris, Irwan, dan Eka kemudian kami di posisikan oleh pak iwan. Aris memainkan saron 1, Eka memainkan saron 2, Irwan memainkan Bonang, aku memainkan gong, dan Norman memainkan alat musik seperti bonang aku lupa namanya. Sedangkan untuk alat musik kendang selalu di mainkan oleh Pak Iwan.
Kelompok kami adalah satu-satunya kelompok yang berisikan laki-laki semua. Sedangkan kelompok lain kebanyakan wanita. Mungkin minat siswa laki-laki di bidang seni degung kurang dan lebih menyukai bidang yang berkaitan dengan olah raga.
Kebetulan sekolah kami akan segera mengadakan lomba memainkan musik gamelan. Kami pun sangat antusias mendengar kabar tersebut. Rentang waktu kami hanya 1 bulan. Kami pun belajar hampir setiap hari, namun setiap kali akan belajar selalu saja ada kelompok lain yang sedang latihan. Dan kami harus berebut dengan yang lainnya, tapi karena kebanyakan dari mereka adalah perempuan maka kami sebagai laki-laki lah yang harus mengalah.
Imbasnya kami jadi jarang latihan meskipun dari segi tehnik kami sudah lumayan mahir. Akan tetapi meskipun individu sudah mahir jika jarang latihan akan sama saja tidak ada bagusnya. Karena kesenian ini mengutamakan kekompakan.
Sampai pada akhirnya lomba pun di mulai. Lomba di adakan di aula SMP dengan panggung yang lumayan besar. Guru-guru menjadi dewan juri tak terlepas Pak Iwan pun menjadi juri.
Lomba diikuti oleh 9 grup perwakilan dari masing-masing kelas. Dan sudah di pastikan bahwa yang mengikuti lomba tersebut seluruhnya perempuan dan hanya kelompok kami yang berisikan laki-laki semua. Hal ini tidak membuat kami minder malah membuat motivasi bertambah karena kami tidak mau kalah dengan wanita.
Kelompok demi kelompok sudah tampil kini giliran kelompok kami yang di panggil untuk segera tampil. Kami pun mendapatkan tepuk tangan paling banyak, karena kami adalah satu-satumya kelompok yang berisikan laki-laki.
Perasaan gugup meliputi kami sesaat sebelum kami tampil. Tapi kami tetap yakin dan membuat awalan yang luar biasa sempurna, namun di tengah-tengah musik ada ketidak selarasan suara antara bonang dan saron 1 yaitu Irwan dan Aris. Akhirnya kami pun bermain agak acak-acakan mungkin karena jarang latihan dan demam panggung lah yang membuat kesalahan itu.
Setelah selesai kami tetap di berikan tepuk tangan yang cukup meriah. Setelah semua kelompok tampil ada hiburan dari guru-guru yang juga akan memainkan alat musik gamelan. Ternyata tidak ada yang memainkan gong, Pak Iwan pun langsung menunjukku sebagai pemain gong dan sekali lagi aku naik panggung. Suatu kehormatan juga bagiku bisa bermain bersam para guru.
Musik pun dimainkan dan luar biasa bagus sekali, sangat selaras dan aku pun berusaha sebaik mungkin agar tidak membuat kesalahan. Dan sebagai pembuktian bahwa aku bisa melakukannya. Setelah selesai aku pun di puji oleh guru-guru yang bermain tadi, hatiku pun sangat senang mendengar pujian dari mereka. Setidaknya pujian ini sebagai pelipur lara setelah sebelumnya kelompok kami bermain kurang memuaskan.
Pengumuman juara 1,2, dan 3 pun di umumkan pada saat pentas seni perpisahan kakak-kakak kelas 3. Kami pun sudah pesimis saja karena permainan kami yang kurang memuaskan. Pemenang juara 1,2, dan 3 pun di panggil ke atas panggung. Dan benar saja kelompok kami tidak di panggil. Tapi setelah itu ada juara faforit yang ternyata di tujukan kepada kelompok kami. Kami pun sangat kaget mendengarnya, dengan perasaan percaya tidak percaya kami naik ke atas panggung.
Meskipun tidak mendapatkan hadiah apapun tapi kami bangga karena mendapatkan titel juara faforit. Kami pun bersalaman dengan kepala sekolah. Kami berfikir sepertinya hal ini hanya untuk menghibur kami saja dan terkesan memaksakan. Selain itu hal ini mungkin untuk membuat kami lebih termotivasi dan lebih semangat.



Di tembak di tolak
           

Banyak sekali kejadian-kejadian yang sangat menarik ketika aku sekolah di SMP. Kali ini akan kuceritakan sebagian kisah cintaku dalam bab ini. Tapi bisa di bilang ini bukan pure kisah percintaanku.
Aku termasuk anak yang tampan, bukannya bermaksud sombong tapi banyak wanita yang menyukaiku. Contoh kasus, ketika kelas 1 aku terbilang dekat dengan beberapa wanita. Diantaranya yaitu Suci dan Putri. Mereka dekat denganku karena tempat duduknya tepat berada di belakangku. Aku sudah menganggap mereka berdua sebagai sahabat, namun suatu hari Suci menyatakan cintanya kepadaku. Suci adalah teman kecilku dulu yang sebelumnya sudah ku jelaskan di bab Masa Kanak-kanak.
Aku kaget mendengar dia berkata seperti itu. Aku pikir dia bercanda, tapi ternyata dia serius ingin berpacaran denganku. Sebenarnya saat itu aku belum memikirkan soal cinta, yang ada di pikiranku hanyalah belajar dan bermain.
Suci wanita yang sangat cantik terbukti dia memiliki pacar yang akhirnya diputuskannya demi aku. Tapi saat itu aku belum tertarik untuk membangun suatu komitmen yang lebih dekat selain dari pertemanan dan persahabatan. Akhirnya aku pun berbicara baik-baik kepadanya dan berusaha untuk tidak menyakiti hatinya, dan dengan berat hati Suci pun menerimanya. Dan kami pun bersahabat kembali.
Masuk ke kelas 2 aku bertemu dengan orang-orang baru, hanya sebagian orang yang ku kenal. Menurutku wanita di kelas 2 juga cantik-cantik. Hingga pada akhirnya kembali ada seorang wanita bernama Karina menyatakan cintanya kepadaku. Karina secara terang-terangan menyatakan cintanya di depan teman-temanku. Aku sangat malu akan hal itu maklum aku masih agak pendiam. Tidak ada jawaban dariku aku hanya diam dengan wajah yang memerah. Karina pun mengerti bahwa aku tidak ingin berpacaran dengannya.
Masuk ke kelas 3 pun aku kembali di tembak oleh seorang wanita bernama Nida. Dia wanita berjilbab dan cantik tentunya. Dia menyatakan cintanya melalui surat terlebih dahulu. Sampai pada akhirnya kita bicara empat mata dan untuk yang ke-2 kalinya dia pun menyatakan cintanya ketika kami saling berhadapan. Aku tidak bergeming dan tetap pada prinsip dan pendirianku yang memang tidak ingin memikirkan urusan cinta terlebih dahulu. Menurutku hal tersebut hanya buang-buang waktu dan uang saja.
Setiap taun dan di kelas yang berbeda aku selalu di tembak oleh wanita. Seharusnya aku mendapatkan reward atas hal itu hehe. Tapi di sisi lain aku heran mengapa dunia menjadi terbalik seperti ini, baru kali ini aku bertemu dengan wanita-wanita yang sudah berani menyatakan cintanya, bahkan terang-terangan tanpa rasa malu. Pada hakikatnya laki-laki lah yang seharusnya menyatakan cintanya.
Satu hal yang unik terjadi di SMP, dam mungkin takkan terlupakan adalah hal ini maka aku masukkan dalam bab di tembak di tolak. Aku pun hanya bisa tertawa ketika kembali ingat masa-masa SMP dulu.



New World Part.3

Setelah lulus dari SMP 3 Rancaekek dengan nilai yang cukup memuaskan, aku melanjutkan sekolah ke SMAN 1 Rancaekek. Letaknya lumayan jauh dari rumahku, butuh waktu 30 menit jika menggunakan kendaraan umum. Maklum di komplekku tidak ada SMA yang ada hanyalah TK, SD, dan SMP saja.
Alhamdulillah aku masuk ke SMA ini tanpa kesulitan apapun karena aku mengandalkan passing grade yang cukup tinggi. SMAN 1 Rancaekek menerima murid dengan Passing grade minimal 24,57 sedangkan aku memiliki nilai passing grade 25,05 otomatis aku langsung di terima oleh SMA tersebut.
Sekolahku merupakan SMA terbaik dalam bidang akademiknya dalam ruang lingkup daerah Bandung Timur. Hingga sekolah kami memiliki visi/misi “Terdepan di Bandung Timur”. Aku beruntung bisa bersekolah di sekolah yang mengutamakan kualitas bukan kuantitas. Banyak teman-temanku yang kurang beruntung karena tidak bisa masuk SMA ini.
Seperti biasa kegiatan MOS pun wajib dilakukan bagi murid baru sepertiku. Seperti halnya ketika SMP dulu. Bedanya MOS kali ini hanya berlangsung 3 hari saja, kemudian MOS di SMA lebih mengutamakan pelatihan akademik. Tidak seperti halnya ketika SMP dulu yang lebih mendidik mental.
Singkat cerita MOS pun telah selesai, di penghujung MOS pada hari ke-3, pihak sekolah mengadakan acara ESQ di malam hari. ESQ adalah kegiatan pelatihan emosi spiritual yang bertujuan agar kita bisa sama-sama mendekatkan diri kepada sang khalik yaitu Allah SWT. Selain itu kita di tuntun mengingat dosa-dosa yang telah kita perbuat sebelumnya, serta meminta ampun kepada Allah SWT.
Setelah kegiatan MOS selesai kami di bagi kelas. Aku masuk ke kelas X.3. kembali untuk yang ke sekian kalinya aku harus beradaptasi dengan lingkunganku yang baru. Dunia baru yang menurutku lebih banyak di huni oleh orang-orang yang sikapnya lebih dewasa.
Disinilah aku mulai mendapatkan jati diri dan bisa menentukan sikap. Proses kedewasaan pun terbentuk pada masa-masa SMA, awal berpacaran, dan mengenal arti sahabat yang sesungguhnya. Dari sini lah muncul rasa kebersamaan dan solidaritas yang tinggi sehingga menimbulkan suatu kehidupan sekolah yang harmonis.



C.I.N.T.A
    
Ketika SMA kelas XI aku mulai mengenal yang namanya CINTA. Sebagai remaja hal ini memang wajar terjadi pada anak-anak seusiaku, karena proses puber itu di mulai pada saat ABG.
Pertama kali aku terpikat oleh seorang wanita bernama Novi. Sebenarnya aku sudah pernah bertemu dengannya ketika SMP kelas 3, Dan pada saat itu aku sudah mengincarnya. Ketika aku kelas 3 SMP dia terpaut satu tingkatan dibawah ku yaitu kelas 2 SMP. Hingga akhirnya aku di pertemukan lagi dengannya ketika aku kelas XI. Dia pun masuk SMA 1 Rancaekek.
Aku pun tak tinggal diam ketika melihatnya. Aku berusaha mencari informasi tentangnya, sampai akhirnya aku mendapatkan nomor HP Novi dari temannya. Mulanya aku hanya mengirim pesan iseng saja. Sampai akhirnya aku perkenalkan diri. Dia pun memberikan respek yang luar biasa, dan hampir setiap hari kami smsan.
Saat itu tepat bulan Februari, di tanggal 14 ada hari kasih sayang atau hari Valentine. Hal ini tidak aku sia-siakan, pada hari tersebut aku berencana untuk memberinya sesuatu. Aku pun berniat memberinya coklat dengan kemasan yang berbentuk hati.
Kami pun berencana melakukan pertemuan di sekolah. Tepatnya pada saat selesai jam belajar-mengajar, kami pun bertemu. Untuk pertama kalinya perasaanku sangat nervous, padahal ini hanya bertemu dengan seorang wanita saja.
Novi tersenyum ketika melihatku menghampirinya. Kami pun ngobrol-ngobrol di depan kelas, sampai aku mengajaknya pulang karena hari sudah sore. Aku pulang berboncengan dengannya menggunakan motorku. Hatiku sangat bahagia sekali bisa berduaan bahkan satu motor bersama dengan seorang wanita yang sudah sangat lama kudambakan. Sesampainya di rumah Novi, sesuai rencana aku pun memberikan coklat kepadanya.
Sebenarnya rencanaku selain memberi coklat, ialah menembaknya juga. Tapi keberanianku belum terkumpul, maklum lah ini merupakan pengalaman pertama.
Alangkah terkejutnya dia ketika aku memberinya coklat. Dia sangat senang sekali mendapatkan itu aku pun demikian. Setelah kejadian itu aku kami pun semakin dekat, dan aku mengajaknya nonton ke bioskop, Rencananya aku ingin menembaknya disana.
Kami pun bertemu dan aku langsung mengajaknya nonton. Disana sebenarnya sudah aku rencanakan untuk menembaknya, tapi bibirku kelu tiap kali aku hendak menembaknya. aku sangat grogi ketika berhadapan dengannya, wajahku memerah tiap kali mata kami saling berpandangan.
Akhirnya kami pun pulang setelah menonton bioskop. Di perjalanan kami mengobrol banyak membicarakan tentang film yang sudah kami tonton tadi. Sejenak aku berfikir sudah sejauh ini aku belum juga mendapatkan hasil, aku pun nekat menembaknya di motor yang sedang berjalan.
“vi aku suka sama kamu, kamu mau ga jadi pacar aku?” tukas ku.
“serius??” jawab Novi sedikit kaget.
“iya serius, kamu mau gak jadi pacar aku?” tanyaku meyakinkannya.
“gmn ya, aku gak bisa jawab sekarang. Gak apa apa?” Jelasnya.
“ya udah gak apa apa, aku bakal nunggu kamu sampai kapan pun” Jawabku.
Setelah percakapan itu kami pun terdiam membisu, padahal sebelumnya kami banyak berbicara mengenai film tadi. Setelah sampai rumah Novi pun aku langsung pulang dan tidak mampir seperti biasanya.
  Seminggu setelah aku menembaknya, novi pun menjawab pernyataan cintaku. Dia menjawab via sms dan aku di terimanya. Akhirnya, setelah ku tunggu-tunggu ia menjawab juga sesuai dengan harapanku. Kami pun resmi berpacaran pada tanggal 24 Februari 2008.
Semenjak itu hari-hari ku kini lebih berwarna, dan setiap kali sekolah aku sangat bersemangat, karena pastinya aku akan bertemu dengannya. Pulang pergi aku mengantarnya. Dunia serasa milik berdua ketika aku bersamanya.
Aku sangat bahagia, karena virus cinta saat ini sedang bersemayam di tubuh dan otakku. Meskipun setiap hari bertemu tapi rasa rindu selalu ada, mungkin sensasi inilah yang di cari-cari orang ketika berpacaran.
Sampai suatu saat kami pun mendapatkan masalah, lebih tepatnya ada orang ketiga di sekitarku. Ada orang lain yang ingin merebut Novi dariku. Novi pun berubah sikap kepadaku karena aku yang terlalu cemburu kepadanya.
Tapi aku berfikir Novi berubah bukan karena aku yang cemburu kepadanya melainkan dia juga menyukai laki-laki lain. Hingga pada akhirnya kami pun putus, aku sempat tidak terima karena sikapnya yang memutuskanku sepihak. Akhirnya kami pun resmi putus. Aku hanya bisa berpacaran dengannya selama 2 bulan 10 hari saja.
Setelah kejadian itu aku berusaha melupakannya karena di sisi lain aku sangat sakit hati atas perbuatannya. Tapi aku percaya bahwa akan ada hukum karma di dunia ini. Dan akhirnya aku pun memaafkannya dan hubungan kami menjadi normal seperti kami sebelum berpacaran.
Cinta memang dapat membuat kita di atas tapi ada kalanya cinta juga dapat membuat kita di bawah, maka dari itu jangan sampai kita terjebak dan di perbudak cinta karena hal itu akan sia-sia pada akhirnya. Hanya cinta hakiki karena Allah lah yang bisa membuat kita bahagia baik di dunia maupun di Akhirat.



Jurnalis, Jurnalisme, dan Saya
    

Ketika masa orientasi siswa berlangsung, ada sebuah kegiatan penganalan kegiatan ekstrakulikuler di sekolah, dan aku pun tertarik pada bidang jurnalistik. Aku melihat ekskul majalah sekolah Progressio, yaitu ekskul yang bergerak di bidang jurnalisme.

            Aku suka dengan organisasi ini karena mereka yang berkecimpung di dunia jurnalisme lebih mengutamakan kemauan dan kerja keras yang tinggi, selain itu di bidang jurnalisme kita di tuntut untuk menjadi seorang yang disiplin dalam segala hal.
            Tanpa pikir panjang aku pun segera mendaftarkan diri ke stand progressio yang berada di sekitar sekolah. Setelah itu seminggu kemudian diadakan seleksi karena jumlah pendaftar yang sangat banyak maka diadakan lah seleksi untuk mendapatkan bibit-bibit terbaik calon jurnalis.
            Singkat cerita akhirnya aku masuk dan di terima menjadi anggota baru di organisasi Progressio. Alangkah senangnya hatiku bisa menjadi seorang jurnalis meskipun bukan jurnalis sebenarnya tapi minimal aku bisa mempelajari seluk beluk tentang jurnalistik dari sebagian pengertian umumnya.  
Jurnalistik adalah kegiatan mencari, mengumpulkan, dan mengolah suatu berita untuk di informasikan kembali kepada masyarakat baik melalui media cetak, elektronik, maupun online.
Kami di ajarkan mengenai sejarah jurnalisme, kode etik wawancara, cara berwawancara dan sebagainya. Akhirnya aku menjabat tugas menjadi seorang ilustrator, karena hobiku memang suka menggambar. Pada tahun pertama jabatanku memang sebagai ilustrator tapi pada tahun kedua aku di tunjuk menjadi seorang layouter. Karena layouter berada dalam konteks seni juga maka aku terima. layouter bertugas memperindah dan mengedit suatu majalah supaya majalah tersebut enak di pandang dan tentunya di baca.
Dari pengalamanku menjadi seorang layouter juga membuatku mahir komputer terutama di bidang desain. Aku pun akhirnya bisa menguasai coreldraw dan adobe photoshop meskipun tidak terlalu ahli, setidaknya aku bisa mengoperasikannya.
Banyak hal yang aku dapatkan di progressio, yaitu arti dari kebersamaan dan kedisiplinan. Seorang jurnalis harus mampu bekerja di bawah tekanan dalam kondisi apapun juga. Tentang ketepatan dalam pembuatan berita, hal itu juga memacu kita supaya menjadi orang yang disiplin.
Pernah suatu ketika kami ditargetkan satu minggu untuk segera naik cetak sedangkan majalah masih pada fase 20%. Pimpinan redaksi pun mengadakan rapat redaksi secara mendadak, karena proses yang  pasti akan memakan waktu yang lama akan di percepat karena tuntutan pekerjaan kami pun mulai bekerja keras. Semua bergerak sampai aku sendiri pun begadang mengurus layout yang belum selesai. Akhirnya majalah pun selesai dan siap di cetak. Sungguh kepuasan batin yang tiada tara kami dapatkan setelah karya kami selesai. Atas nama profesionalisme kami harus bisa melakukannya. Meskipun ada kendala kita harus bisa menyelesaikannya bersama. Karena tuga membuat sebuah Koran atau majalah itu tidak bisa di kerjakan sendiri, tentu kita membutuhkan kerja sama.


Rentang waktu 2 tahun
    
Ketika SMA kelas XII sekolah kami kedatangan tamu dari Akmil (Akademi Militer) dari magelang. Mereka memberikan presentasi mengenai kemiliteran ke sekolah kami. Mengenalkan tentang kedisiplinan ala militer, mengenalkan kebersamaan dan solidaritas ala militer dan sebagainya.
Dari sana muncullah ketertarikanku terhadap dunia militer, satu tujuanku yaitu hidup  disiplin. Karena seorang yang disiplin akan terjamin olehnya kesuksesan di dunia dan di akhirat.
Sebelum UN tiba ternyata pendaftaran Akmil telah dibuka dan hanya di berikan rentang waktu selama sebulan. Aku pun berbicara tentang keinginanku ini kepada ayahku, dan ayahku pun mendukungnya. Semua surat-surat administrasi guna melengkapi persyaratan masuk TNI di urus oleh ayahku.
Aku di suruh fokus belajar dan berlatih oleh ayahku. Hampir setiap hari aku latihan push up, sit up, pull up dan lari. Semua aku lakukan pada pagi dan sore hari. Porsi untuk lari sendiri aku lakukan pada sore hari saja, dengan cara mengitari lapang sepak bola yang ada di sekitar komplekku.
Akhirnya aku pun mendaftarkan diri setelah semua persyaratanku lengkap, aku daftar di Ajendam. Setelah dilakukan verifikasi data aku pun lulus pada tahap pertama yaitu lulus administrasi. Setelah lulus tahap pertama kepalaku di plontos karena untuk masuk tentara perlu rambut yang rapih.
Pada tahapan kedua aku pun mengikuti seleksi tes kesehatan  yang di lakukan di Rumah Sakit Dustira Cimahi. Tes berlangsung dari pagi hingga sore karena pengumuman hasil kelulusan langsung di ketahui pada sore harinya.
Ada hal menarik ketika aku melakukan tes kesehatan, pada pemeriksaan kulit kami di suruh telanjang bulat untuk di periksa. Dalam sebuah ruangan 3x4 meter kami sekitar 20 orang berjajar membentuk lingkaran, kemudian kami di periksa oleh seorang pria dengan meraba alat kelamin dan anus untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit farikokel dan ambeien.
Setelah semua tahapan pemeriksaan selesai, kami di suruh menunggu untuk beberapa saat sebelum pengumuman hasil kelulusan tiba. Setelah magrib barulah pengumuman itu di lakukan. Kami di kumpulkan dan untuk yang namanya di panggil ia dinyatakan gugur dan harus pulang.
Alhamdulillah namaku tidak dipanggil, itu menandakan bahwa aku bisa melanjutkan test di hari berikutnya. Untuk tes selanjutnya adalah tes jasmani, tes ini dilakukan di stadion siliwangi Bandung. kami harus sudah berkumpul di stadion jam 6 pagi.
Aku pun datang tepat pada waktunya, mereka yang terlambat harus mendapatkan hukuman, inilah yang kumaksud dengan disiplin. Tes pertama adalah tes lari mengitari lapangan sepak bola, kami harus bisa berlari 6 putaran selama 12 menit. Sialnya aku berlari hanya mampu 5 putaran saja.
Setelah itu tes berlanjut ke pull up, kemudian sit up, push up dan tes berenang. Setelah semua selesai seperti biasa kami menunggu pengumuman, yang akhirnya di umumkan pada malam hari. Perasaan cemas meliputi pikiranku dan ternyata namaku pun dipanggil dan akhirnya aku gugur pada tahap ketiga yaitu tahap jasmani. Kecewa pasti dan hal itu membuatku lumayan sakit hati. Tapi aku pun akhirnya mengambil sisi positif karena mungkin Allah telah merencanakan hal lain yang lebih indah untukku.
Setelah aku lulus dari SMA aku tidak memikirkan untuk segera kuliah karena aku masih berambisi mengikuti Akmil di tahun depan. Bulan November tahun 2009 dibuka pendaftaran PT. KAI untuk lulusan SMA/sederajat, tanpa pikir panjang aku pun mengikuti kembali mencoba peruntunganku.
Pada tahap pertama seperti biasanya diadakan seleksi administrasi. Proses pendaftaran dilakukan melalui internet dan berkas-berkas lainnya di kirim lewat pos.
Pengumuman kelulusan dilihat melalui website resmi PT. KAI. Aku lulus pada tahap pertama, kemudian aku pun berhak untuk melanjutkan pada tahap kedua yaitu tes akademik dilakukan di gedung gimnasium UPI. Pendaftar berjumlah hampir 1500 orang.
Pada tahap ini jumlah peserta berkurang menjadi 700 orang, Alhamdulillah aku maju ke tahapan selanjutnya. Pada tahap selanjutnya yaitu test psikologi dan lagi-lagi aku bisa melewatinya. Peserta kembali berkurang menjadi 200 orang.
Akhirnya aku mengikuti tahapan terakhir yaitu tes kesehatan dan wawancara. Namun sayangnya pada tahap ini aku kembali gagal, padahal ini merupakan tahapan terakhir dan jika lulus aku bisa langsung diterima menjadi pegawai PT.KAI. tapi selama ini aku melihat adanya praktek KKN di sana. Karena ternyata banyak sekali suap yang dilakukan peserta agar bisa menjadi pegawai PT.KAI.
Dan aku pun hanya bisa tersenyum saja mendengar hal itu, seperti biasa perasaan kecewa pasti ada yang pada akhirnya aku tetap pada prinsipku yang menganggap hal ini hanyalah cobaan dari Allah untuk hambanya.
Satu tahun tersisa bisa di bilang aku menganggur, tapi aku banyak melakukan kegiatan yaitu membantu ayahku bekerja. Aku ikut kerja di perusahaan Wa Amir, sebenarnya aku kerja di sana hanya untuk mengisi kekosongan saja. Sebenarnya aku tidak berminat sama sekali kerja di pabrik tapi mau bagaimana lagi.
 Selain daftar ke PT. KAI aku juga pernah mencoba daftar ke PT. PLN (persero) cara mendaftarnya pun hampir sama dengan pada saat aku mendaftar ke PT. KAI. Singkat cerita aku lulus test tahap pertama yaitu tes administrasi setelah itu berlanjut ke tes akademik.
Ternyat tes akademik di PT. PLN berbeda dengan saat aku tes akademik di PT. KAI, soal lebih sulit dan akhirnya aku pun gagal di tes akademik. Setelah itu aku pun mencoba melamar ke berbagai perusahaan seperti Alfamart, Yomart, Indomart, Wings, OT, bahkan sampai melamar ke Jonas photo untuk menjadi seorang editing photo, Tapi hasilnya nihil semua.
Sampai pada akhirnya aku di terima bekerja di sebuah mall di sekitarku yaitu Rancaekek Trade Centre. Aku bekerja di toko pakaian muslim pria dan wanita. Aku bekerja  sebagai pramuniaga. Tak lama sekitar 4 bulan aku pun berhenti, karena kerja di toko sangat capek dan melelahkan. Bayangkan saja aku harus menjaga toko dari jam 9 pagi sampai jam 8 malam dan dengan gaji yang minim.



Habis gelap terbitlah terang


Setelah berbagai pekerjaan yang sebenarnya belum jelas untuk kehidupan dan cita-citaku, aku berniat untuk kembali ke jalan yang sudah semestinya. Yaitu menimba ilmu lagi, aku putuskan untuk kuliah dan berniat mengambil prodi jurnalistik sesuai dengan bakat dan bidang yang aku sukai setelah sebelumnya berkecimpung di dunia jurnalistik juga.
Jatuhlah pilihanku untuk kuliah di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. ini atas saran dan rekomendasi ayahku, karena di UIN tidak hanya berkonsentrasi di duniawi saja tapi urusan akhirat juga di jadikan mata kuliah.
Aku pun mendaftarkan diri, dengan memilih jurusan jurnalistik di pilihan pertama, dan muamalah di pilihan kedua. Setelah itu melakukan ujian saringan masuk seminggu setelah pendaftaran di tutup. Beberapa hal yang tidak aku mengerti dalam mata pelajaran yang di ujiankan adalah bahasa arab. Kerena sebelumnya aku belum pernah belajar bahasa arab.
Alhamdulillah akhirnya aku lulus dan masuk pada pilihan pertama yaitu jurusan ilmu komunikasi jurnalistik. Mungkin inilah jalan yang di berikan oleh Allah setelah sebelumnya aku selalu terjatuh. Aku selalu menyerahkan semuanya kepada Allah, karena hanya Allah yang maha kuasa mampu bolak-balikkan nasib seseorang.
Kita sebagai manusia hanya bisa berdoa dan berikhtiar, masalah hasil baik atau buruk harus kita terima apa adanya dan yakinlah niscaya Allah akan menambah nikmat kepada orang-orang yang bersyukur.
Aku pun bertemu dengan seorang dosen yang menurutku lebih pantas menjadi seorang motivator. Tanpa mengurangi rasa hormat dan segala gelarnya, namun dia yang membuat kami sadar akan pentingnya menulis. Kami ditugaskan membuat sebuah karya tulis berbentuk Autobiografi. Sebelumnya kami mengeluh karena dosen menyuruh kami membuat autobiografi sebanyak 125 halaman. Tapi setelah dikerjakan ternyata sangat mengasikkan malah aku terlena akan tulisanku sendiri yang sebelumnya tidak percaya menjadi percaya. Yang sebelumnya tidak mampu menjadi mampu. Bahkan tak terasa tulisanku ini sudah melebihi 125 halaman. Sebenarnya masih banyak hal yang ingin aku ceritakan tapi karena waktu pengumpulan sudah mepet aku pun akan mengakhiri tulisan ini sampai disini. Mudah mudahan hal ini merupakan titik awal kesuksesanku. aku berharap suatu saat akan ada lagi karya-karya tulisku. dan terimakasih kepada dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yaitu bapak Agus Ahmad Safe’i. Beliau bagaikan setitik cahaya yang mampu membuat kami yang sedang berada dalam kegelapan mendapatkan pengaruh dari setitik cahaya tersebut.


Ucapan Terima Kasih
Pertama-tama aku ingin mengucapkan terimakasih kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan ridhanya lah aku bisa menyelesaikan buku autobiografi ini. Tak lupa kepada kedua orang tuaku yang selalu mendukungku dalam segala hal.
Terimakasih juga aku tujukan kepada bapak Agus Ahmad Safe’I dosen mata kuliah bahasa Indonesia yang telah memberikan banyak motivasi untuk ku dalam proses pembuatan buku ini. Semangat ku untuk menulis akan ku jaga sampai nanti. Kepada teman-teman kelas ku yang sudah banyak mendukungku, dan sama-sama berjuang dalam pembuatan buku masing-masing.
Terutama kepada Fikri dan Diky yang sudah mau direpotkan oleh ku karena meminjam laptopnya ketika proses pembuatan buku ini. Kepada Faisal, Novrizon dan bapak kosma, Rizky yang selalu memberikanku masukan dan opini mengenai bukuku.
Pokoknya terima kasih kepada semua teman-teman jurnalistik terutama kelas C Z-12, kita harus tetap berjuang. Terima kasih juga kepada semua pihak yang membantuku menyelesaikan buku ini. Fin.
  



sebuahramasebuahcerita.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.