Selamat datang di sebuahramasebuahcerita.blogspot.com

Senin, 24 Desember 2012

Stand Up Comedy dan Komunikasi


Oleh: Ramadhan Setia Nugraha
Comic in action


        Akhir- akhir ini banyak bermunculan tayangan Stand Up Comedy di televisi Indonesia, seni lawakan yang pertama kali muncul di Amerika ini sedang digandrungi para pecinta komedi di Indonesia. Namun, sebelum lebih jauh membahas tentang komedi cerdas ala stand up comedy, saya akan menjelaskan terlebih dahulu tentang apa itu stand up comedy. Stand Up Comedy merupakan bentuk dari seni komedi atau melawak yang disampaikan secara monolog kepada penonton. Biasanya komedi ini dilakukan secara live dan komedian akan melakukan one man show. Meskipun di sebut dengan stand up comedy, komedian tidaklah selalu berdiri dalam menyampaikan komedinya. Ada beberapa komedian yang melakukannya dengan duduk di kursi persisi seperti orang yang sedang bercerita. Dalam masalah penampilan, pertunjukkan ini bisa dikatakan tidaklah terlalu ribet mengaturnya. Begitu sederhananya bentuk pertunjukkan ini, seorang comedian bisa tampil meski dengan hanya memakai t-shirt dan celana pendek. Meski demikian tetaplah tidak mudah untuk menjadi pelaku Stand Up Comedy. Selain faktor “harus bisa melucu”, tekanan mental juga pasti akan hadir selama penampilan. Jika lelucon yang diberikan tidak dimengerti atau bahkan tidak dianggap lucu, para audiens tentu tidak akan tertawa dan yang lebih parah mereka akan mencibir comedian yang tampil. 
        Stand up comedy itu adalah komedinya orang cerdas. Kenapa cerdas? Karena tidak semua orang bisa mengerti dimana letak kelucuan dari stand up comedy tersebut. Para komik (sebutan untuk orang yang melakukan stand up comedy) yang professional pasti pintar dalam merangkai kata. Kesalahan pengucapan kata atau sering dinamakan "keseleo lidat" atau salah ucap bisa menjadi bahan humor, hal ini merupakan kepintaran dari para komiknya masing-masing. dari hal yang kecil dan bisa menimbulkan kelucuan yang menunjukkan bahwa lawakan stand up comedy merupakan lawakan yang cerdas, dan tidak semua orang bisa melakukannya. “Ide” hal ini lah yang menurut saya sangat sukar dicari terkadang para pelawak di Indonesia seringkali melakukan pelagiat terhadap kelucuan yang sudah muncul sebelumnya.
Sebagai mahasiswa yang sedang menuntut ilmu dibidang komunikasi, saya rasa stand up comedy dapat dijadikan alternatif untuk mengasah kemampuan kita di bidang komunikasi, Mengapa demikian? Bisa dikatakan bahwa stand up comedy adalah sebuah permainan linguistik dalam berbicara di tempat yang tidak semestinya atau tidak lazim seperti pembahasan sebeumnya yang jusru dapat membuat kita tertawa. 
Cabang ilmu linguistik pun tidak terfokus dalam kebahasaan saja, tapi ada yang dinamakan paralinguistik atau intonasi. Terkadang meskipun bahasa atau verbal yang para komik ucapkan itu tidak lucu namun dibawakan dengan permainan paralinguistik yang apik, pasti audiens akan tertawa. Untuk itu komunikasi bukanlah verbal semata namun komunikasi adalah cara mengemas verbal tersebut supaya pesan dari komunikator ke komunikan tersampaikan. Nah kata “mengemas” disini merupakan penjelasan dari cara kita menyampaikan suatu pesan yang harus dibumbui dengan intonasi yang baik dan benar supaya pesan dapat dimengerti oleh komunikan(orang yang menerima pesan).
Stand Up Comedy pun tidak hanya dilakukan melalui linguistik saja tetapi juga bisa dibantu dengan body language atau bahasa tubuh, selain bahasa tubuh ekspresi dan mimik muka pun bisa menjadi pilihan ketika linguistik kita tidak dapat membuat kelucuan. Sesaat punchline(momentum tertawa) tidak begitu berhasil melalui kata-kata namun ditunjang dengan bahsa tubuh yang maksimal dipastikan penonton akan tertawa. Hal ini yang di maksud body language juga ikut berperan, sama halnya ketika kita berkomunikasi. jika kata, intonasi dan bahasa tubuh digabungkan maka pesan akan tersampaikan dengan sempurna dan cepat dimengerti.    
        Sebagai penonton saya memilih stand up comedy karena kita bisa membuat pikiran kita terbuka, selain itu keoriginalitasan ide pun bisa dikatakan bahwa para komik merupakan orang-orang yang cerdas yang nantinya akan membuat kita membuka pikiran kita juga. Terkadang hal-hal kecil bisa menjadikan kelucuan di stand up comedy dan membuat kita sebagai penonton terhibur dan setidaknya mengobati psikis kita dalam masalah yang sering kali dihadapi pada kehidupan sehari-hari. Berbeda dengan bangsa kita yang membuat hal-hal kecil dibuat besar dan dipermasalahkan sehingga menjadi hal yang begitu sulit untuk diselesaikan. Untuk itu sebaiknya jangan terlalu serius dalam menghadapi setiap permasalahan hidup yang sedianya hanya akan membuat diri kita menjadi figur yang jarang tertawa, sulit bergaul, gampang tersinggung, dan yang paling parah akan dijauhi oleh teman-teman kita.
        Semua jenis humor yang sering dilontarkan para komedian, comic, pembaca berita atau bahkan sahabat anda ketika berhasil membuat tertawa para pendengarnya diakibatkan oleh humor yang terbentuk sebagai akibat pelesetan fungsi bahasa. Permainan kata dan bahasa yang tidak lazim mampu menciptakan situasi yang mengundang gelak tawa karena ketidaksesuaian konten yang dibicarakan terhadap apa yang biasanya terjadi dalam fenomena kehidupan sehari-hari. Semakin jelaslah kiranya besarnya fungsi bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Bisa dibayangkan bagaimana seandainya bahasa tidak pernah ada, apakah kita masih  mengenal tertawa? masih adakah esensi hidup jika bahasa tak pernah ada?(rama).












0 komentar:

Posting Komentar

sebuahramasebuahcerita.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.